Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon meluncurkan buku terbarunya tentang wayang berjudul "Pesona Wayang Indonesia", sebuah karya setebal 600 halaman yang diharapkan dapat memperkaya literasi di bidang kebudayaan Indonesia.

"Buku setebal 600 halaman yang akan segera diluncurkan dan mudah-mudahan bisa dibahas oleh para ahli. Dan ini kontribusi tentu tidak sempurna, tetapi saya kira bagian dari upaya untuk menambah literasi di dunia wayang," kata Fadli Zon saat peluncuran buku tersebut di Jakarta, Selasa.

Fadli menyebut peluncuran buku itu juga sekaligus sebagai upaya untuk menghidupkan kembali kecintaan masyarakat terhadap wayang, terutama di tengah tantangan era modern.

Baca juga: Wayang jadi warisan budaya bernilai luhur yang relevan dengan zaman

Menbud Fadli, yang juga dikenal sebagai kolektor wayang, menyampaikan bahwa koleksi pribadinya kini berjumlah sekitar 7.500 wayang dan beberapa koleksi kaset pewayangan, yang telah terdaftar dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Ia juga menyoroti bahwa minat terhadap wayang tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga banyak warga asing, seperti koleksi wayang terbesar di dunia kini disimpan di Yale University, Amerika Serikat, hasil hibah dari kolektor asal Jerman, Walter Angst, yang memiliki lebih dari 13.130 kotak wayang.

Hal ini, menurut Fadli, adalah tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih menghargai dan melestarikan wayang sebagai warisan budaya bangsa.

Baca juga: Wayang Sasak, media komunikasi lintas budaya yang harus berteman zaman

Selain itu, Fadli Zon juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pelaku budaya dalam upaya memajukan kebudayaan nasional.

Menurutnya, baik pelaku seni tradisional, seperti wayang dan seni tari, maupun seniman kontemporer, perlu diberdayakan secara aktif untuk mendukung visi kebudayaan Indonesia yang berlandaskan amanat undang-undang dan UUD 1945.

“Kita ingin para pelaku-pelaku budaya baik yang tradisi, termasuk wayang, keris, dan seni pertunjukan tradisi dan yang lain-lain itu bisa ikut terlibat di dalam memajukan kebudayaan kita sesuai dengan amanat undang-undang dan juga amanat Undang-Undang Dasar 1945," ungkapnya.

Baca juga: Peneliti: Moralitas tokoh wayang tidak baik atau buruk secara mutlak

Baca juga: Peneliti BMRB: Ada ajaran pemimpin yang baik dalam wayang Kresna Duta