Israel peringatkan 100.000 warga Gaza
16 Juli 2014 23:57 WIB
Warga membawa jenazah Abdulrahman Wahab (5), yang menurut petugas rumah sakit tewas akibat serangan udara Israel, saat upacara pemakaman di Deir El-Balah, pusat kota Jalur Gaza, Jumat (11/7). Di hari keempat serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan 11 orang, menambah jumlah korban tewas di wilayah kantong pesisr menjadi 96, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, menurut keterangan pejabat Palestina. (ANTARA FOTO/REUTERS/Ashraf Amrah/djo/14)
Kota Gaza, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Israel pada Rabu memberi peringatan kepada 100.000 warga Gaza untuk meninggalkan rumah-rumah mereka, namun peringatan itu diabaikan oleh sebagian besar warga.
Sementara itu, para pemimpin kawasan membuat upaya-upaya baru guna mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama sembilan hari.
Israel memulai kembali serangan-serangan udara setelah upaya mewujudkan gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir rontok.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas dijadwalkan mengunjungi Kairo dan kemudian Ankara dalam upaya mendapatkan dukungan kawasan bagi diakhirinya pertempuran.
Sejauh ini, serangan Israel yang telah memasuki hari kesembilan telah menewaskan 209 warga Palestina.
Kelompok pendukung hak asasi manusia yang berpusat di Gaza mengatakan lebih dari 80 prosen warga yang tewas itu berasal dari kalangan sipil.
Pada periode yang sama, para gerilyawan telah menembakkan lebih dari 1.200 roket ke Israel, yang pada Selasa untuk pertama kalinya menimbulkan korban jiwa di pihak Israel.
Pesawat-pesawat tempur Israel sepanjang malam menggempur 40 lokasi di seluruh Gaza, di antaranya merupakan target-target politik.
Sementara itu, para gerilyawan juga meningkatkan tembakan mereka ke arah dataran perairan Israel namun empat roket dihalau jatuh di atas kota metropolitan Tel Aviv.
Militer Israel juga menyebarkan pamflet-paflet serta peringatan melalui pesan singkat kepada 100.000 warga di Gaza timur laut untuk meninggalkan rumah-rumah mereka menjelang dilancarkannya serangan udara. Serangan-serangan itu menargetkan "lokasi para teroris dan mata-mata" di Zeitun dan Shejaiya, yang merupakan dua wilayah titik berkobar di timur Kota Gaza.
Pesan serupa dikirim ke Beit Lahiya di utara yang berisi peringatan sama dari tentara pada Minggu, yaitu ketika lebih dari 17.000 warga di utara mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Sebagian besar dari mereka mengungsi ke sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, demikian AFP.
(T008)
Sementara itu, para pemimpin kawasan membuat upaya-upaya baru guna mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama sembilan hari.
Israel memulai kembali serangan-serangan udara setelah upaya mewujudkan gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir rontok.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas dijadwalkan mengunjungi Kairo dan kemudian Ankara dalam upaya mendapatkan dukungan kawasan bagi diakhirinya pertempuran.
Sejauh ini, serangan Israel yang telah memasuki hari kesembilan telah menewaskan 209 warga Palestina.
Kelompok pendukung hak asasi manusia yang berpusat di Gaza mengatakan lebih dari 80 prosen warga yang tewas itu berasal dari kalangan sipil.
Pada periode yang sama, para gerilyawan telah menembakkan lebih dari 1.200 roket ke Israel, yang pada Selasa untuk pertama kalinya menimbulkan korban jiwa di pihak Israel.
Pesawat-pesawat tempur Israel sepanjang malam menggempur 40 lokasi di seluruh Gaza, di antaranya merupakan target-target politik.
Sementara itu, para gerilyawan juga meningkatkan tembakan mereka ke arah dataran perairan Israel namun empat roket dihalau jatuh di atas kota metropolitan Tel Aviv.
Militer Israel juga menyebarkan pamflet-paflet serta peringatan melalui pesan singkat kepada 100.000 warga di Gaza timur laut untuk meninggalkan rumah-rumah mereka menjelang dilancarkannya serangan udara. Serangan-serangan itu menargetkan "lokasi para teroris dan mata-mata" di Zeitun dan Shejaiya, yang merupakan dua wilayah titik berkobar di timur Kota Gaza.
Pesan serupa dikirim ke Beit Lahiya di utara yang berisi peringatan sama dari tentara pada Minggu, yaitu ketika lebih dari 17.000 warga di utara mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Sebagian besar dari mereka mengungsi ke sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, demikian AFP.
(T008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: