BRIN rekomendasikan konsep "green city" untuk jaga ekosistem perkotaan
5 November 2024 13:08 WIB
Ilustrasi: Suasana salah satu taman kota yang akan direhab oleh Pemkab Tapin di RTH Rantau Baru, Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (24/10/2024). (ANTARA/M Rasta Ferian Pasya)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merekomendasikan konsep pembangunan Green City atau Kota Hijau guna menjamin keberlanjutan ekosistem di kawasan perkotaan yang telah semakin berkembang karena hasil pemekaran wilayah.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN Hendra Gunawan menjelaskan green city memiliki beberapa karakteristik yaitu adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta memiliki program perlindungan dan peningkatan keanekaragaman hayati.
"Dukungan masyarakat dan swasta dalam mendorong ekonomi lokal berkelanjutan juga menjadi salah satu karakteristik sebuah kota berkelanjutan atau green city,” kata Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Selain itu green city memiliki rencana tata ruang wilayah yang terpadu dengan konservasi keanekaragaman hayati, transportasi ramah lingkungan, efisiensi sumber daya seperti energi dan air, pengurangan jejak karbon atau emisi gas rumah kaca, pengurangan pencemaran atau limbah, serta infrastruktur hijau.
Baca juga: Jakarta siapkan diri jadi kota hijau
Oleh karena itu Hendra menekankan pentingnya infrastruktur hijau dan perilaku ramah lingkungan masyarakatnya, dimana hal tersebut dapat diwujudkan lewat dukungan berbagai pihak.
Ia mencontohkan beberapa RTH ramah keanekaragaman hayati perkotaan yang berhasil dibangun lewat kerja sama dengan mitra, seperti hutan kota berkonsep keanekaragaman, taman keanekaragaman hayati, dan arboretum.
Salah satunya Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Unilak yang merupakan hasil kerja sama BRIN dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau.
Baca juga: KLHK : Taman Kehati tingkatkan keanekaragaman hayati
"Area seluas 11,02 hektare ini berada di tengah kampus Unilak dan berhasil meraih rekor MURI sebagai Taman Kehati pertama yang mengonservasi ekosistem hutan rawa Sumatera,” ungkapnya.
Hendra meyakini Taman Kehati adalah pilihan terbaik RTH ramah keanekaragaman hayati di kawasan perkotaan. Menurutnya, Taman Kehati sebagai sarana edukasi dan penelitian juga dapat dikembangkan menjadi fungsi ekowisata yang bernilai ekonomi.
"Selain itu Taman Kehati dapat dikelola swasta maupun perorangan, selain pemerintah dan perguruan tinggi,” katanya.
Baca juga: BRIN sebut IKN gunakan 20 persen hidrogen hijau pada 2038
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN Hendra Gunawan menjelaskan green city memiliki beberapa karakteristik yaitu adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta memiliki program perlindungan dan peningkatan keanekaragaman hayati.
"Dukungan masyarakat dan swasta dalam mendorong ekonomi lokal berkelanjutan juga menjadi salah satu karakteristik sebuah kota berkelanjutan atau green city,” kata Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Selain itu green city memiliki rencana tata ruang wilayah yang terpadu dengan konservasi keanekaragaman hayati, transportasi ramah lingkungan, efisiensi sumber daya seperti energi dan air, pengurangan jejak karbon atau emisi gas rumah kaca, pengurangan pencemaran atau limbah, serta infrastruktur hijau.
Baca juga: Jakarta siapkan diri jadi kota hijau
Oleh karena itu Hendra menekankan pentingnya infrastruktur hijau dan perilaku ramah lingkungan masyarakatnya, dimana hal tersebut dapat diwujudkan lewat dukungan berbagai pihak.
Ia mencontohkan beberapa RTH ramah keanekaragaman hayati perkotaan yang berhasil dibangun lewat kerja sama dengan mitra, seperti hutan kota berkonsep keanekaragaman, taman keanekaragaman hayati, dan arboretum.
Salah satunya Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Unilak yang merupakan hasil kerja sama BRIN dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau.
Baca juga: KLHK : Taman Kehati tingkatkan keanekaragaman hayati
"Area seluas 11,02 hektare ini berada di tengah kampus Unilak dan berhasil meraih rekor MURI sebagai Taman Kehati pertama yang mengonservasi ekosistem hutan rawa Sumatera,” ungkapnya.
Hendra meyakini Taman Kehati adalah pilihan terbaik RTH ramah keanekaragaman hayati di kawasan perkotaan. Menurutnya, Taman Kehati sebagai sarana edukasi dan penelitian juga dapat dikembangkan menjadi fungsi ekowisata yang bernilai ekonomi.
"Selain itu Taman Kehati dapat dikelola swasta maupun perorangan, selain pemerintah dan perguruan tinggi,” katanya.
Baca juga: BRIN sebut IKN gunakan 20 persen hidrogen hijau pada 2038
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: