Mendag lepas ekspor produk Mayora senilai 1 juta dolar AS ke 15 negara
5 November 2024 13:01 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (tengah), Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar (kiri), dan Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja (kedua dari kiri) dalam pelepasan ekspor produk Mayora menuju 15 negara, di Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2024). (ANTARA/Harianto)
Tangerang, Banten (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor produk Mayora Group senilai satu juta dolar AS ke 15 negara untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pasar internasional produk Indonesia.
"Nilai ekspor sebesar Rp15,7 miliar atau sekitar satu juta dolar AS," kata Budi dalam Pelepasan Kontainer Ekspor Mayora Group Ke-400.000 dengan tujuan 15 negara di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa.
Dia menyampaikan bahwa pelepasan ekspor itu menjadi bagian dari program pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya dengan mendorong pelaku usaha lokal untuk aktif menembus pasar global.
Budi mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan perwakilan Indonesia di luar negeri.
Program peningkatan ekspor itu bertujuan untuk memperluas pasar produk-produk Indonesia di dunia internasional sehingga dapat mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional, yang diharapkan bisa mencapai delapan persen.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekspor produk makanan dan minuman dari 2019 hingga 2023 mencapai rata-rata 6,8 persen, sementara tahun ini hingga Agustus tercatat tumbuh 6,4 persen.
"Sementara, permintaan dunia rata-rata 7,7 persen. Jadi, pasar kita sebenarnya cukup besar. Dan, saya tahu Mayora ini memang luar biasa," imbuhnya.
Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja menyebutkan produk yang diekspor termasuk kopi, cokelat, dan makanan ringan, yang populer di berbagai pasar internasional.
Ekspor kali ini mencakup 15 negara tujuan, antara lain Palestina, Arab Saudi, UAE, Mesir, Afrika Selatan, Thailand, Malaysia, Bangladesh, dan Australia.
Secara keseluruhan, perusahaan nasional tersebut telah mengembangkan jaringan ekspor ke lebih dari 100 negara dengan kontribusi ekspor mencapai sekitar 48 persen dari total pendapatan perusahaan.
Menurutnya, keberhasilan ekspor ini menunjukkan posisinya sebagai salah satu eksportir produk bermerek Indonesia terbesar, serta menjadi kebanggaan dalam membawa merek lokal ke panggung global.
"Kami ingin membuktikan kepada dunia, kami punya misi di ekspor ini bahwa dengan ekspor, kami ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia itu bukan sekadar tukang jahit. Indonesia juga bisa menciptakan produk-produk sendiri, merek sendiri," kata Andre.
Produk-produk Mayora bahkan telah menjadi pemimpin pasar di sejumlah negara, seperti kopi di Filipina, biskuit di Thailand, dan cokelat di Libanon.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan produk yang dihasilkan dan dikembangkan oleh perusahaan nasional.
Selain mengekspor produk, perusahaan juga membawa merek Indonesia yang menjadi simbol kualitas dan daya saing Indonesia di dunia internasional.
Prestasi itu mencerminkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi negara pengekspor, tetapi juga menciptakan produk unggulan yang menjadi pemimpin pasar di negara lain.
Ia pun berharap pencapaian tersebut menginspirasi banyak pihak, meningkatkan kebanggaan terhadap produk lokal, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Andre menambahkan dukungan Kementerian Perdagangan melalui berbagai pameran dan fasilitas untuk menjalin hubungan bisnis telah berperan penting dalam memperkuat jaringan ekspor perusahaan.
"Begitu banyak bantuan yang kita terima, begitu banyak trade expo, pameran yang difasilitasi, begitu banyak buyer, konteks yang kita dapatkan, yang kita follow up, terus kemudian menjadi transaksi difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan," katanya.
Baca juga: Mendag: Fokus untuk tahun 2025 menggenjot ekspor Indonesia
Baca juga: Mayora Group meraih penghargaan keberlanjutan lingkungan dari BPOM
Baca juga: Mayora Indah catat laba bersih Rp1,94 triliun di 2022, naik 64 persen
"Nilai ekspor sebesar Rp15,7 miliar atau sekitar satu juta dolar AS," kata Budi dalam Pelepasan Kontainer Ekspor Mayora Group Ke-400.000 dengan tujuan 15 negara di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa.
Dia menyampaikan bahwa pelepasan ekspor itu menjadi bagian dari program pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya dengan mendorong pelaku usaha lokal untuk aktif menembus pasar global.
Budi mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan perwakilan Indonesia di luar negeri.
Program peningkatan ekspor itu bertujuan untuk memperluas pasar produk-produk Indonesia di dunia internasional sehingga dapat mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional, yang diharapkan bisa mencapai delapan persen.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekspor produk makanan dan minuman dari 2019 hingga 2023 mencapai rata-rata 6,8 persen, sementara tahun ini hingga Agustus tercatat tumbuh 6,4 persen.
"Sementara, permintaan dunia rata-rata 7,7 persen. Jadi, pasar kita sebenarnya cukup besar. Dan, saya tahu Mayora ini memang luar biasa," imbuhnya.
Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja menyebutkan produk yang diekspor termasuk kopi, cokelat, dan makanan ringan, yang populer di berbagai pasar internasional.
Ekspor kali ini mencakup 15 negara tujuan, antara lain Palestina, Arab Saudi, UAE, Mesir, Afrika Selatan, Thailand, Malaysia, Bangladesh, dan Australia.
Secara keseluruhan, perusahaan nasional tersebut telah mengembangkan jaringan ekspor ke lebih dari 100 negara dengan kontribusi ekspor mencapai sekitar 48 persen dari total pendapatan perusahaan.
Menurutnya, keberhasilan ekspor ini menunjukkan posisinya sebagai salah satu eksportir produk bermerek Indonesia terbesar, serta menjadi kebanggaan dalam membawa merek lokal ke panggung global.
"Kami ingin membuktikan kepada dunia, kami punya misi di ekspor ini bahwa dengan ekspor, kami ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia itu bukan sekadar tukang jahit. Indonesia juga bisa menciptakan produk-produk sendiri, merek sendiri," kata Andre.
Produk-produk Mayora bahkan telah menjadi pemimpin pasar di sejumlah negara, seperti kopi di Filipina, biskuit di Thailand, dan cokelat di Libanon.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan produk yang dihasilkan dan dikembangkan oleh perusahaan nasional.
Selain mengekspor produk, perusahaan juga membawa merek Indonesia yang menjadi simbol kualitas dan daya saing Indonesia di dunia internasional.
Prestasi itu mencerminkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi negara pengekspor, tetapi juga menciptakan produk unggulan yang menjadi pemimpin pasar di negara lain.
Ia pun berharap pencapaian tersebut menginspirasi banyak pihak, meningkatkan kebanggaan terhadap produk lokal, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Andre menambahkan dukungan Kementerian Perdagangan melalui berbagai pameran dan fasilitas untuk menjalin hubungan bisnis telah berperan penting dalam memperkuat jaringan ekspor perusahaan.
"Begitu banyak bantuan yang kita terima, begitu banyak trade expo, pameran yang difasilitasi, begitu banyak buyer, konteks yang kita dapatkan, yang kita follow up, terus kemudian menjadi transaksi difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan," katanya.
Baca juga: Mendag: Fokus untuk tahun 2025 menggenjot ekspor Indonesia
Baca juga: Mayora Group meraih penghargaan keberlanjutan lingkungan dari BPOM
Baca juga: Mayora Indah catat laba bersih Rp1,94 triliun di 2022, naik 64 persen
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: