DLH Mataram lakukan perantingan pohon antisipasi cuaca ekstrem
5 November 2024 13:00 WIB
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di sela melakukan perantingan pohon pelindung di salah satu titik ruas jalan di Kota Mataram sebagai upaya antisipasi cuaca ekstrem. (ANTARA/Nirkomala)
Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan kegiatan perantingan dan pemangkasan pohon pelindung sebagai upaya antisipasi pohon tumbang saat cuaca ekstrem.
Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa, mengatakan pengalaman tahun-tahun sebelumnya cuaca ekstrem biasanya terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun.
"Karena itu kami perlu melakukan langkah antisipasi pohon tumbang dengan melakukan perantingan," katanya.
Kegiatan perantingan dan pemangkasan pohon itu dilakukan pada semua ruas jalan utama di enam kecamatan se-Kota Mataram yang menjadi areal publik, terutama di jalan protokol karena rata-rata memiliki pohon yang besar dan lebat, seperti di sepanjang Jalan Langko dan Jalan Pejanggik, yang rata-rata memiliki pohon dengan ketinggian di atas 20 meter.
"Selain itu kami juga menyasar pohon-pohon pelindung di kawasan pinggiran. Kemarin perantingan kami lakukan di Jalan Lingkar Selatan dan Selagalas," katanya.
Untuk mengoptimalkan kegiatan perantingan, DLH Kota Mataram setiap hari menurunkan tiga tim. Satu tim ada yang beranggotakan 12, 6, dan 5 orang, tergantung besar kecil pohon yang dirantingkan. Satu tim anggotanya lengkap, ada yang bagian potong, angkat, sopir dan lainnya.
Sementara untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas saat pemangkasan pohon pelindung, pihaknya memberikan tanda rambu lalu lintas agar pengguna jalan yang melintas berhati-hati.
"Setelah proses perantingan dan pemangkasan, petugas kami langsung membersihkan ranting atau batang pohon yang jatuh ke badan jalan ke atas truk untuk dikumpulkan dan dibuang," katanya.
Namun khusus untuk pohon-pohon pelindung yang memiliki tinggi di atas 20 meter, kata dia, perantingan dilakukan bekerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama itu dilakukan karena alat yang DLH miliki tidak memadai, misalnya mobil skylift yang dimiliki DLH saat ini berkapasitas 12 meter, sementara pihak ketiga punya kapasitas hingga 22 meter.
Karena itu, kata dia, pihak ketiga bisa melakukan perantingan terhadap pohon-pohon dengan tinggi di atas 20 meter.
"Tapi untuk saat ini perantingan kami lakukan sendiri, sebab pihak ketiga sedang ada kegiatan di lokasi lain. Insya Allah, bulan depan kami kembali libatkan pihak ketiga," katanya.
Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa, mengatakan pengalaman tahun-tahun sebelumnya cuaca ekstrem biasanya terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun.
"Karena itu kami perlu melakukan langkah antisipasi pohon tumbang dengan melakukan perantingan," katanya.
Kegiatan perantingan dan pemangkasan pohon itu dilakukan pada semua ruas jalan utama di enam kecamatan se-Kota Mataram yang menjadi areal publik, terutama di jalan protokol karena rata-rata memiliki pohon yang besar dan lebat, seperti di sepanjang Jalan Langko dan Jalan Pejanggik, yang rata-rata memiliki pohon dengan ketinggian di atas 20 meter.
"Selain itu kami juga menyasar pohon-pohon pelindung di kawasan pinggiran. Kemarin perantingan kami lakukan di Jalan Lingkar Selatan dan Selagalas," katanya.
Untuk mengoptimalkan kegiatan perantingan, DLH Kota Mataram setiap hari menurunkan tiga tim. Satu tim ada yang beranggotakan 12, 6, dan 5 orang, tergantung besar kecil pohon yang dirantingkan. Satu tim anggotanya lengkap, ada yang bagian potong, angkat, sopir dan lainnya.
Sementara untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas saat pemangkasan pohon pelindung, pihaknya memberikan tanda rambu lalu lintas agar pengguna jalan yang melintas berhati-hati.
"Setelah proses perantingan dan pemangkasan, petugas kami langsung membersihkan ranting atau batang pohon yang jatuh ke badan jalan ke atas truk untuk dikumpulkan dan dibuang," katanya.
Namun khusus untuk pohon-pohon pelindung yang memiliki tinggi di atas 20 meter, kata dia, perantingan dilakukan bekerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama itu dilakukan karena alat yang DLH miliki tidak memadai, misalnya mobil skylift yang dimiliki DLH saat ini berkapasitas 12 meter, sementara pihak ketiga punya kapasitas hingga 22 meter.
Karena itu, kata dia, pihak ketiga bisa melakukan perantingan terhadap pohon-pohon dengan tinggi di atas 20 meter.
"Tapi untuk saat ini perantingan kami lakukan sendiri, sebab pihak ketiga sedang ada kegiatan di lokasi lain. Insya Allah, bulan depan kami kembali libatkan pihak ketiga," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: