Camat Ponelo Kepulauan, Ajuba Thalib, Selasa, mengatakan, sejak dua bulan terakhir sumur satu-satunya yang menjadi sumber air masyarakat di pulau berpenduduk 4.000 jiwa telah kering.
Ditambah lagi, alat penyulingan air laut menjadi air minum yang beroperasi sejak tahun 2013 lalu, tidak bisa memenuhi kebutuhan mandi dan cuci masyarakat, selain untuk minum saja.
Pasalnya, tidak hanya kekeringan namun sudah dua tahun warga di kepulauan ini tidak bisa menikmati sarana penerangan listrik, akibat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rusak.
Makanya alat penyulingan yang pengoperasionalannya harus menggunakan tenaga listrik ini, tidak mampu memenuhi kebutuhan warga," ujar Ajuba.
Pemerintah kecamatan pun terus berupaya memenuhi kebutuhan air untuk warga, dengan cara melakukan penjadwalan bagi setiap rumah tangga untuk bisa mendapatkan air dari bak penampungan yang ada di puncak Ponelo.
Bak akan kami buka pada malam hari dan hanya rumah tangga yang mendapat giliran bisa datang mengantri dengan jumlah terbatas, agar bisa memenuhi kebutuhannya.
Sementara itu, Ayon Adoda warga setempat mengatakan, masyarakat telah berulang kali meminta pemerintah daerah untuk menaruh perhatian lebih pada kondisi di kepulauan ini.
Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat di pulau ini mengalami krisis air bersih padahal pemerintah daerah cukup intens mengunjungi dan melihat langsung kondisi di pulau tersebut.Bak akan kami buka pada malam hari dan hanya rumah tangga yang mendapat giliran bisa datang mengantri dengan jumlah terbatas, agar bisa memenuhi kebutuhannya.
Sementara itu, Ayon Adoda warga setempat mengatakan, masyarakat telah berulang kali meminta pemerintah daerah untuk menaruh perhatian lebih pada kondisi di kepulauan ini.
"Kami berharap, niat pemerintah daerah untuk membangun jembatan penghubung dan program listrik masuk Ponelo segera terealisasi, agar bisa mengatasi kebutuhan masyarakat di wilayah yang memiliki potensi perikanan dan kelautan ini," ujarnya.