Ramallah (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin larut malam (14/7) menyambut baik inisiatif gencatan senjata dari Mesir guna mengakhiri satu pekan kerusuhan berdarah lintas-perbatasan antara Israel dan faksi Palestina.

Abbas memuji upaya dan peran Mesir guna melindungi rakyat Palestina, kata kantor berita resmi Palestina, Wafa.

Presiden Palestina juga telah mendesak kedua pihak berkomitmen pada ketentuan gagasan gencatan senjata baru guna menghentikan pertumpahan darah rakyat Palestina.

Gagasan baru itu diharapkan akan memudahkan jalan bagi proses politik guna mengakhiri pendudukan Palestina dan mengarah kepada berdirinya Negara Palestina Merdeka.

Para pejabat Hamas tidak mengomentari gagasan Mesir itu, dan menyatakan mereka masih mempelajari usul tersebut, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Sementara laporan media Israel mengkonfirmasi bahwa kabinet-mini Israel dijadwalkan bersidang pada Selasa guna membahas gagasan Mesir tersebut.

Pada Senin pagi (14/7), Mesir menyampaikan usul gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza dan mengundang kedua pihak untuk menghentikan permusuhan sampai Selasa pukul 06.00 GMT (13.00 WIB).

Gagasan itu mendesak Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza "agar menghentikan semua tindakan agresi baik melalui darat, laut atau udara" dan pada saat yang sama membuka tempat penyeberangan perbatasan untuk memfasilitasi lalu lintas orang dan barang sehubungan dengan kondisi keamanan di lapangan.

Inisiatif itu meliputi penyelenggaraan pembicaraan terpisah dengan delegasi senior Israel dan Palestina di Ibu Kota Mesir, Kairo, dalam waktu 48 jam untuk melaksanakan gagasan tersebut dan membahas tindakan yang diperlukan untuk membangun rasa saling percaya.

Pembicaraan itu akan dilandasi kesepakatan gencatan senjata 2012 yang diperantarai oleh Kairo.

Israel melancarkan operasi udara habis-habisan dengan nama Operation Protective Edge sejak 8 Juli lalu untuk mengakhiri serangan roket ke dalam wilayahnya. Operasi itu setidaknya telah menyebabkan sekitar 180 warga Palestina tewas sementara Israel tidak melaporkan adanya korban jiwa. (Uu.C003)