Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon Gubernur Jawa Timur dengan nomor dua Khofifah Indar Parwansa mengklaim terjadi penurunan kemiskinan ekstrem dari 4,4 persen menjadi 0,66 persen pada 2024

“Oleh karena itu, selama kami memimpin, kemiskinan ekstrim di Jawa Timur turunnya paling ekstrim 4,4 persen 2020 menjadi 0,66 persen,” jelas Khofifah pads penyampaian penutupan dalam debat kedua Pilkada Jawa Timur, Minggu malam.

Namun, benarkah kemiskinan ekstrem di Jawa Timur mendekati nol persen per 2024?

Penjelasan:

Dilansir dari laman Pemprov Jatim, Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan kemiskinan ekstrem di Jatim pada tahun 2020 mencapai 4,40 persen atau 1.812.210 jiwa penduduk. Dan per Maret 2024, kemiskinan ekstrem di Jatim tercatat pada angka 0,66 persen atau 268.645 jiwa penduduk.

Pada September 2024, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima dana insentif fiskal senilai Rp 6,2 miliar dari wakil presiden saat itu yakni Ma'ruf Amin. Dana insentif fiskal tersebut diserahkan Wapres kepada Penjabat (Pj.) Gubernur Jatim Adhy Karyono dalam Rakor Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 dan Penyerahan dana Insentif Fiskal.

Adhy menyebut target penurunan kemiskinan ekstrem di Jatim nol persen harus terus diupayakan. Pemprov Jatim telah mampu menurunkan kemiskinan ekstrem sebesar 3,74 persen poin dalam kurun waktu tahun 2020-2024.

Adhy juga menyampaikan desain kebijakan strategis dalam program penanggulangan kemiskinan ekstrem di Jatim yang sesuai jalur, membuat Provinsi Jatim menerima penghargaan insentif fiskal itu.

Baca juga: Risma janji akan beri subsidi PNBP nelayan Jawa Timur

Baca juga: Luluk-Lukman minta restu kiai kharismatik Gus Ali Tulangan Sidoarjo

Baca juga: Khofifah pamer sejumlah capaian Pemprov Jatim saat debat Pilkada 2024