Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup melemah sebesar 11,53 poin atau 0,23 persen ke posisi 5.021,06, didorong aksi ambil untung investor.

Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,01 poin (0,12 persen) ke level 860,20.

"Koreksi indeks BEI dinilai masih wajar karena dipicu oleh aksi ambil untung oleh sebagian investor setelah euforia pemilihan umum presiden dan bukan dikarenakan imbas dari data-data fundamental ekonomi," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta.

Di sisi lain, ia menambahkan aksi ambil untung itu juga merupakan bentuk antisipasi dari investor di tengah penantian hasil pilpres pada 22 Juli dan kinerja emiten semester I tahun ini.

"Dalam situasi itu sebagian pelaku pasar cenderung melakukan lepas saham meski tidak signifikan," katanya.

Pelemahan indeks BEI, lanjut dia, juga diiringi dengan kembali turunnya mata uang rupiah terhadap dolar AS sehingga menambah sentimen negatif bagi pasar saham.

Kendati demikian, menurut Reza Priyambada, pelemahan indeks BEI pada awal pekan ini masih tertahan oleh masih masuknya dana investor asing sebesar Rp378,997 miliar.

Sementara itu, tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 181.871 kali dengan volume mencapai 3,36 miliar lembar saham senilai Rp3,79 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 119 saham, melemah 164 saham, dan yang tidak bergerak 109 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 113,22 poin (0,49 persen) ke level 23.346,67, indeks Nikkei naik 132,78 poin (0,88 persen) ke level 15.296,82 dan Straits Times melemah 2,75 poin (0,08 persen) ke posisi 3.290,98.