Brasilia (ANTARA News) - Pelatih Belanda Louis van Gaal mengubah pandangannya mengenai pertandingan perebutan tempat ketiga dengan menyatakan dia ingin menjadi pelatih Belanda pertama yang mengantarkan timnya tidak terkalahkan pada waktu normal dan babak tambahan di Piala Dunia.

"Kami tak pernah kalah satu pun pertandingan," kata dia. "Saya punya waktu dua setengah hari untuk menganalisis dan menonton Brasil dan saya tak ingin membuang kesempatan jadi saya fokus pada Brasil dan saya berharap saya bisa menyiapkan para pemain saya dengan cara yang membuat kami bisa memainkan pertandingan bagus, memenanginya dan mencatat sejarah."

Van Gaal (62) akan meninggalkan jabatannya untuk menjadi manajer Manchester United setelah laga perebutan tempat ketiga yang sempat dia sebut semestinya tak perlu dimainkan.

Dia ingin keluar sebagai pengantar juara Piala Dunia, namun ketidaklolosan Belanda akibat kalah adu penalti dari Argentina di Sao Paulo Kamis dini hari lalu telah mengakhiri ambisinya.

"Itu amat sangat menyedihkan, dan satu impian musnah dan mimpi itu tak akan kembali karena itu semua menyangkut menjadi nomor satu," kata mantan pelatih Ajax Amsterdam, Barcelona dan Bayern Munchen ini.

"Kalah dengan cara seperti ini adalah sangat buruk dan itulah kenapa dalam jumpa pers saya bilang lebih baik kalah 1-7 karena Anda jelas kalah, tapi kami kan tidak kalah, kami tersisih karena adu penalti," kata dia.

Belanda selalu hampir menjadi juara Piala Dunia namun tidak pernah terwujud karena kalah pada final Piala Dunia 1974, 1978 dan 2010. Pada semifinal 1998 mereka dikalahkan Brasil dengan adu penalti dan kalah dari Kroasia dalam memperebutkan tempat ketiga.

Kini Van Gaal memburu rekor baru bersama Belanda. "Kami masih bisa mencatatkan sejarah untuk Belanda," kata dia.

Dia mengatakan dia akan menanti dan melihat siapa yang fit secara mental dan fisik sebelum memutuskan lineup-nya.

Bek sayap Dirk Kuyt mengatakan asisten Van Gaal, Patrick Kluivert yang bermain ketika timnya kalah dari Kroasia pada perebutan tempat ketiga pada 1998, telah menegaskan pentingnya laga perebutan ketiga ini.

"Akan indah menutup Piala Dunia dengan menang tapi kita tetap tidak akan puas," kata dia. "Patrick mengatakan tempat ketiga memberimu perasaan yang jauh lebih baik ketimbang tempat keempat."

Van Gaal, yang mengajarkan pendidikan olah raga selama 11 tahun, mengatakan pertandingan terakhirnya mirip dengan hari terakhir sekolah saat anak-anak menghadiahkan sesuatu kepada gurunya.

"Ya itu akan menjadi bagian dari pidato saya bahwa ini adalah pertandingan terakhir asaya dan para pemain mungkin akan memberi saya hadiah dalam bentuk kemenangan, jadi kami bisa menuntaskan turnamen ini tak terkalahkan," kata dia seperti dikutip Reuters.