Henky Timisela, kata dia, merupakan salah satu legenda Indonesia yang kemampuannya tidak kalah dibandingkan dengan Ramang, Maulwi Saelan dan Tan Liong Houw. Bahkan pemain ini mengantarkan Indonesia menjadi juara Merdeka Games 1962 di Kuala Lumpur.
"Henky Timisela pantas menjadi inspirator bagi pemain muda kita. Meski tidak lama memperkuat timnas maupun Persib, tapi prestasi yang diraih luar biasa," kata Menpora di sela bedah buku "Henky Timisela : Wonder Boy Sepakbola Indonesia".
Menurut dia, sejak dahulu Indonesia mempunyai pemain sepak bola yang sudah memiliki nama besar. Kemampuan individunya bahkan bisa bersaing dengan pemain-pemain asal Eropa. Bahkan Indonesia disegani terutama di kawasan Asia.
Henky Timisela yang juga kapten timnas pada Merdeka Games 1962 merupakan salah satu pemain yang mempunyai kemampuan lebih. Bahkan pada Merdeka Games mampu menjadi top skorer dengan delapan gol.
Selama tiga tahun memperkuat timnas, pria kelahiran Surabaya 22 November 1937 itu mampu mengemas 55 gol dari 63 kali pertandingan. Pencapaian ini jelas menunjukkan jika pemain ini mempunyai kemampuan lebih.
"Memang pantas disebut Wonder Boy. Henky Timisela memang pantas mendapatkan sebutan itu," kata Menpora menambahkan.
Henky Timisela yang setelah pensiun dari sepak bola langsung fokus dalam dunia pendidikan itu juga sukses dibidang lain. Setelah menyelesaikan kuliah di Jepang, saudara dari pemain nasional Freddy, Pietje dan Max Timisela ini juga sukses di dunia kerja.
Pada 1968-1971 bahkan bekerja di Taisel Corporation Hotel Okura Jepang. Dan prestasi tertingginya adalah menjadi General Manajer Toyota Astra Motor Jakarta pada medio 1976-1996.
"Yang memberikan julukan Wonder Boy itu media. Saat itu saya bisa menyumbangkan dua gol saat timnas menahan imbang Jerman Timur pada tahun 1959," kata Henky Timisela di sela bedah buku.
Menurut dia, selama turun sebagai pemain sepak bola terutama timnas, dirinya mendapatkan gemblengan dari pelatih yang sudah mengedepankan sistem kepelatihan yang terprogram yaitu Tony Pogacnik.
Dengan prestasi yang diraih, Henky Timisela berharap bisa menjadi motivasi bagi pemain muda Indonesia yang saat ini terus berusaha mencari jati diri untuk kembali yang terbaik terutama di Asia, dan diharapkan bisa tampil diputaran final Piala Dunia.
Sementara itu penulis buku "Henky Timisela : Wonder Boy Sepakbola Indonesia", Sumohadi Marsis mengaku sebelumnya tidak mengenal nama Henky Timisela. Wartawan senior ini bahkan lebih kenal dengan Jopie Timisela yang merupakan kakak Henky.
"Saya menerima gagasan Henky untuk membuat buku tentang sepak terjangnya sebagai pemain sepak bola. Apalagi banyak masyarakat yang kurang tahu pretasinya. Saya tidak berpikir dua kali untuk menyetujuinya," kata Sumohadi Marsis.
Menurut dia, selama ini masyarakat hanya mengenal nama Ramang, Tan Liong Houw maupun Maulwi Saelan. Padahal sesuai dengan fakta dan data, produktifitas Henky Timisela lebih bagus dibandingkan dengan Ramang yang juga pernah menjadi kapten timnas.
Dengan diterbitkan buku Henky Timisela : Wonder Boy Sepakbola Indonesia" diharapkan bisa lebih mengenal lagi prestasi mantan pemain timnas keturunan Maluku yang juga memiliki nama besar saat memperkuat tim asal Jawa Barat itu.
(B016/R010)