Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya tak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan agresi militer ke Jalur Gaza.
"Tak ada tekanan internasional yang akan menghalangi kami bertindak dengan kekuatan penuh," kata Netenyahu dalam satu taklimat, sebagaimana dikutip Xinhua. "Operasi akan berlanjut sampai ketenangan kembali ke Israel."
"Saya akan mengakhirinya ketika tujuan kami tercapai. Dan sasaran itu adalah memulihkan kedamaian dan ketenangan," kata Netanyahu dalam taklimat yang ditayangkan stasiun televisi ke seluruh Israel.
Saat Netanyahu berbicara dengan pers di Tel Aviv, gerilyawan Jalur Gaza menembakkan satu roket ke arah kota tersebut, dan dicegat di wilayah udara metropolitan Tel Aviv, demikian pernyataan yang dikeluarkan militer Israel.
Sejak awal operasi itu, militer Yahudi membidik 1.090 lokasi, dan mengakibatkan korban jiwa jadi 118. Puluhan di antara mereka warga sipil, kata para pejabat Palestina kepada media setempat.
Netanyahu menolak kecaman mengenai korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina. Ia mengatakan Israel "melakukan apa saja yang mungkin untuk melindungi mereka", dan menuduh HAMAS "membahayakan warga sipil dengan memanfaatkan daerah permukiman untuk berlindung".
Para pejabat dari Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mengatakan kelompok tersebut hanya akan menerima gencatan senjata jika HAMAS memperoleh imbalan, seperti pemulihan gencatan senjata 2012 dan pembebasan tahanan yang ditangkap Israel dalam satu penindasan baru-baru ini.
Israel Tengah dan Selatan telah diserang roket jarak-jauh yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Selama empat hari belakangan, hampir 550 roket telah ditembakkan ke arah Israel, kata juru bicara satu unit Angkatan Darat Israel.
(C003)
Israel abaikan tekanan internasional
12 Juli 2014 19:56 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (REUTERS/Abir Sultan/Pool )
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: