Medan (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) meyakini bahwa pembangunan Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 18,9 kilometer yang merupakan Seksi 3 dari Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan dengan total panjang 58 kilometer akan rampung akhir tahun 2024.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan progres konstruksi pembangunan tol tersebut telah mencapai 98,79 persen, dan progres pengadaan lahan mencapai 99,46 persen.

"Bahwa dengan rampungnya jalan tol ini, konektivitas antarwilayah di Sumatera Utara diharapkan dapat semakin baik, dan waktu tempuh dari Binjai ke Pangkalan Brandan dapat dipersingkat signifikan," ujar Adjib Al Hakim dalam keterangan resmi yang diterima di Medan, Jumat.

Menurutnya, dengan melewati jalan nasional tersebut, perjalanan Binjai-Pangkalan Brandan dapat ditempuh dalam waktu 2 jam.

"Seksi 3 tersambung penuh, perjalanan hanya membutuhkan waktu 40 menit. Pengguna jalan tol dapat menghemat 1 jam 20 menit," kata dia lagi.

Adjib membeberkan pembangunan Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan juga tidak hanya berfokus pada penyelesaian tepat waktu, tetapi juga pada kualitas dan keamanan yang tinggi.

Dia menekankan bahwa setiap aspek dari proyek ini dirancang sesuai dengan Standar Klasifikasi dari kementerian.

Nantinya, kata dia lagi, Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan akan dilengkapi dengan fasilitas struktur, seperti 1 gerbang tol, 1 simpang susun, 2 jembatan, 4 underpass, 2 overpass, dan 1 pasang rest area tipe A di Km 41 untuk menyediakan fasilitas lengkap bagi kenyamanan pengguna jalan.

Di samping itu, dia menambahkan, perusahaan juga akan mengimplementasikan teknologi konstruksi yang terkini guna mendukung efisiensi dan kualitas konstruksi, antara lain Building Information Modelling (BIM).

Hal itu, ujar dia lagi, untuk memberikan visualisasi proyek secara menyeluruh dan mengoptimalkan koordinasi antara tim konstruksi dan pemangku kepentingan.

Selain itu, juga akan menggunakan teknologi Structural Health Monitoring System (SHMS) diimplementasikan untuk pemantauan kondisi struktur jembatan secara real-time, memastikan ketahanan infrastruktur dalam jangka panjang.

Di lapangan, teknologi Atmos UAV Marlyn digunakan untuk mengukur volume timbunan dan melakukan pemetaan situasi, yang memastikan akurasi data untuk mendukung keputusan konstruksi dengan tepat.

Dalam proses konstruksi ini, Adjib mengatakan perusahaan menghadapi tantangan trase jalan tol yang melintasi pipa gas alam, yang ditangani dengan membangun struktur box tunnel guna melindungi pipa dari risiko longsoran tanah.

Selain itu, tantangan pengadaan lahan pun diatasi melalui koordinasi aktif dengan berbagai pihak eksternal untuk memperlancar pelaksanaan proyek.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah ditempuh, Hutama Karya berharap proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat dalam hal konektivitas, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap efisiensi waktu tempuh masyarakat dari dan ke bandara yang kini telah terhubung sepenuhnya dengan jaringan jalan tol.

Hal itu akan mempermudah mobilitas masyarakat menuju wilayah-wilayah lain, termasuk daerah-daerah di Aceh seperti Langsa dan Aceh Tamiang, sehingga mendukung aktivitas ekonomi dan pariwisata di sepanjang koridor Sumatera.
Baca juga: HK fungsikan Tol Sibanceh Seksi 1 selama PON Aceh-Sumut
Baca juga: Dishub Sumut mengecek kesiapan jalan tol sambut arus mudik Lebaran