Jakarta (ANTARA News) - Minat investor untuk menyerap penawaran umum perdana saham masih cukup tinggi ke depan, kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Hoesen di Jakarta, Jumat.

"Perusahaan yang telah melakukan IPO, sahamnya cenderung mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe), apalagi pelaksanaan pemilu presiden berjalan cukup kondusif hal itu akan menambah kepercayaan bagi investor pasar modal," katanya.

Ia meyakini pemerintahan mendatang memiliki kebijakan yang baik untuk mendorong petumbuhan ekonomi Indonesia, dengan begitu dampaknya juga akan positif ke industri pasar modal.

"Sejak awal tahun ini perusahaan yang telah melakukan IPO sebanyak 18 emiten, kami optimistis target 30 perusahaan melakukan IPO tercapai pada tahun ini, apalagi pelaksanaan pemilu presiden berjalan cukup kondusif," katanya.

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Budi Frensidy menilai bahwa sektor infrastruktur diperkirakan paling diminati oleh investor seiring program-program kedua capres-cawapres yang berkomitmen mendorong pembangunan.

"Saham sektor infrastruktur akan diminati investor dan akan diikuti saham sektor lainnya," ujarnya.

Ia juga meyakini target Bursa Efek Indonesia menjaring sebanyak 30 perusahaan melakukan IPO dapat tercapai. Dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh akan mendorong perusahaan ekspansi dan mencari modal, slah satunya melalui pasar modal.

"Minat saham IPO masih akan terus tinggi, dan pasar modal Indonesia masih berpotensi tumbuh ke depannya," kata Budi Frensidy.

Ia mengharapkan presiden mendatang dapat membenahi sistem birokrasi yang dinilai masih kurang nyaman bagi investor global dalam melakukan investasi di dalam negeri.

"Birokrasi masih menjadi penghambat utama di bidang pembangunan Indonesia. Presiden RI mendatang harus bisa mengatasi itu," katanya.


(KR-ZMF/N002)