IDI kutuk serangan Israel terhadap Palestina
11 Juli 2014 21:08 WIB
ilustrasi Solidaritas Untuk Gaza Mahasiswa dan pemuda tergabung dalam Forum Bersama Peduli Gaza Sumbar berorasi di depan Kantor Gubernur Sumbar di Padang, Jumat (11/7). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra ()
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Dokter Indonesia mengutuk serangan Israel terhadap Palestina yang sebagian besar korbannya adalah warga sipil, wanita dan anak-anak.
"IDI mengutuk keras segala bentuk apapun, apapun alasannya, karena dokter pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak atas dirinya dan hidupnya," kata Ketua Umum PB IDI Zaenal Arifin usai berbuka puasa bersama di Jakarta, Jumat.
Zaenal menilai tidak sedikit pun dibenarkan dalam perang untuk menyerang fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit.
"Kami mengecam kalau terjadi perang, fasilitas kesehatan tidak boleh menjadi sasaran," katanya.
Serangan Israel, lanjut dia, yang mengarah pada warga sipil, anak-anak dan menghancurkan fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit dan masjid sangat bertentangan dengan ketentuan internasional.
Dia juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan serangan keji tersebut.
"Penduduk sipil tidak bersalah, masa depan mereka hancur, apapun yang terjadi militer tidak boleh masuk ke perkampungan penduduk," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan laporan aktivis Indonesia untuk Palestina Abdillah Onim dalam rilis LSM Aksi Cepat Tanggap, hingga kemarin Zionis Israel telah menjatuhkan tak kurang dari 447 roket di atas kota Gaza, 374 serangan udara, menjatuhkan 34 boms marine.
Akibat serangan itu, 111 rumah yang menjadi target 17 rumah rata dengan tanah, 95 alami kerusakan parah, dua masjid hancur, satu rumah sakit rusak terkena bom, satu ambulans remuk hingga tak berfungsi lagi.
Sebanyak 63 jiwa warga Palestina gugur, kebanyakan korbannya anak-anak. Saat ini, warga Palestina yang terluka, kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, ditambah seluruh rumah sakit di Gaza kehabisan obat, khususnya obat bius, di samping itu, mereka juga membutuhkan bantuan makanan.
(J010M026)
"IDI mengutuk keras segala bentuk apapun, apapun alasannya, karena dokter pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak atas dirinya dan hidupnya," kata Ketua Umum PB IDI Zaenal Arifin usai berbuka puasa bersama di Jakarta, Jumat.
Zaenal menilai tidak sedikit pun dibenarkan dalam perang untuk menyerang fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit.
"Kami mengecam kalau terjadi perang, fasilitas kesehatan tidak boleh menjadi sasaran," katanya.
Serangan Israel, lanjut dia, yang mengarah pada warga sipil, anak-anak dan menghancurkan fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit dan masjid sangat bertentangan dengan ketentuan internasional.
Dia juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan serangan keji tersebut.
"Penduduk sipil tidak bersalah, masa depan mereka hancur, apapun yang terjadi militer tidak boleh masuk ke perkampungan penduduk," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan laporan aktivis Indonesia untuk Palestina Abdillah Onim dalam rilis LSM Aksi Cepat Tanggap, hingga kemarin Zionis Israel telah menjatuhkan tak kurang dari 447 roket di atas kota Gaza, 374 serangan udara, menjatuhkan 34 boms marine.
Akibat serangan itu, 111 rumah yang menjadi target 17 rumah rata dengan tanah, 95 alami kerusakan parah, dua masjid hancur, satu rumah sakit rusak terkena bom, satu ambulans remuk hingga tak berfungsi lagi.
Sebanyak 63 jiwa warga Palestina gugur, kebanyakan korbannya anak-anak. Saat ini, warga Palestina yang terluka, kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, ditambah seluruh rumah sakit di Gaza kehabisan obat, khususnya obat bius, di samping itu, mereka juga membutuhkan bantuan makanan.
(J010M026)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: