Jakarta (ANTARA) - Meningkatnya tren harga emas hingga ongkos tukang jadi pemicu inflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month) pada Oktober tahun ini di Jakarta.

"Inflasi Oktober 2024 ini sebesar 0,03 persen, relatif lebih terkendali dibandingkan tadi kita menyimak, rilis di level nasional itu inflasinya mencapai 0,08 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanuddin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Nurul menjelaskan bahwa Jakarta lebih dinamis dalam mengalami inflasi dan deflasi. Jika indeks harga konsumen secara nasional menunjukkan deflasi selama lima bulan berturut-turut, inflasi dan deflasi di Jakarta lebih fluktuatif.

Pada September 2024 atau bulan sebelumnya, Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,1 persen.

Menurut Nurul, hal itu menjadi indikator bahwa dinamika iklim usaha di Jakarta secara umum lebih kondusif dan optimis.

Baca juga: Tiga cawagub Jakarta jawab tantangan inflasi dan rantai pasok pangan

Adapun untuk Oktober 2024, lima komoditas yang memberi andil paling banyak terhadap inflasi, yakni emas dan perhiasan yang mengalami peningkatan harga hingga 4,28 persen, biaya tukang bukan mandor sebesar 5,41 persen, daging ayam ras sebesar 1,93 persen, kopi bubuk sebesar 2,23 persen dan beras yang meningkat 0,25 persen.

Nurul merinci bahwa perkembangan harga logam mulia dan tren emas yang meningkat menjadi penyumbang utama inflasi, baik secara nasional maupun regional Jakarta.

Kondisi geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah hingga Rusia dan Ukraina membuat situasi penuh ketidakpastian dan para pengusaha mengalihkan investasinya ke komoditas emas.

Selain itu, harga ayam hidup (livebird) juga mengalami peningkatan di tingkat produsen sehingga memicu meningkatnya harga daging ayam ras.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah transportasi yang dipicu dari turunnya harga bensin sebesar 1,63 persen, tiket pesawat sebesar 2,16 persen. Harga BBM yang mengalami penyesuaian menjadi penyebab deflasi pada sektor transportasi.

Baca juga: Heru apresiasi inflasi Jakarta yang terkendali jelang akhir tahun

"Pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. Kami catat ada Pertamax dan Pertamax Turbo itu yang ada penurunan harga di 1 Oktober lalu," kata Nurul.

Kemudian, komoditas lainnya yang memicu deflasi juga terjadi pada cabai merah yang turun 11,26 persen, bawang merah sebesar 2,49 persen dan cabai rawit sebesar 5,37 persen.