OJK siap menyusun skema kredit untuk program prioritas Prabowo
Foto Arsip - Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner Ototritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) menyampaikan pemaparan dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024). Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga pada kuartal III 2024 sejalan dengan meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pelonggaran kebijakan yang dilakukan oleh berbagai negara utama, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU
“Kami siap mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, antara lain dengan berbagai simulasi skema-skema pembiayaan untuk program kredit prioritas pemerintah,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Oktober 2024, di Jakarta, Jumat.
Program tersebut mencakup ekonomi hijau, transisi energi, penguatan aktivitas di bursa karbon, serta prioritas perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kemudian, kredit untuk mendorong ketahanan pangan (food security), Makan Bergizi Gratis (MBG), serta peningkatan kualitas dan cakupan program hilirisasi.
“Hal-hal tersebut telah kami antisipasi dan komunikasikan kepada tim pemerintah. OJK siap bekerja sama dan mendukung program-program prioritas tersebut,” ujar dia.
Sementara terkait pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), OJK telah meminta perbankan dan pelaku industri untuk menyusun strategi peningkatan kualitas dan kuantitas penyaluran kredit UMKM.
Hal itu dilakukan dengan memperluas jangkauan sumber dana, pemanfaatan teknologi informasi, serta langkah strategis lain untuk mendukung kebijakan pemerintah, agar peningkatan kualitas UMKM dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, tata kelola, dan manajemen risiko.
OJK menyatakan akan terus meningkatkan kredit serta pembiayaan dengan memperkuat infrastruktur pendukung ekosistem pembiayaan, seperti pengembangan sistem pelaporan kredit (credit reporting system) yang cakupannya diperluas melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Kini, tidak hanya perbankan dan perusahaan pembiayaan, tetapi juga industri fintech untuk P2P lending, asuransi, dan penjaminan yang terlibat.
OJK pun turut mendorong pemanfaatan innovative credit scoring (ICS) untuk kelayakan kredit dan pembiayaan.
Baca juga: OJK Bali bantu perluas akses pasar pelaku UMKM
Baca juga: OJK: Dana pasar modal terhimpun Rp159,19 triliun per Oktober 2024
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024