Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat ditutup merosot dipengaruhi data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang kuat.

Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah tergelincir 34 poin atau 0,22 persen menjadi Rp15.732 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.698 per dolar AS.

"Penguatan inflasi dan data tenaga kerja AS membatasi penguatan rupiah," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Rully menuturkan data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inflasi inti AS naik 2,7 persen, dan data klaim pengangguran AS turun dan terendah dalam 5 bulan menjadi 216 ribu.

Baca juga: Rupiah merosot menjelang pemilihan presiden AS

Baca juga: Rupiah melemah di tengah rilis inflasi Indonesia


Sementara, dari faktor domestik, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,08 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024, yang mengakhiri deflasi beruntun.

Inflasi tahunan mencapai 1,71 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,82 persen (year-to-date/ytd).

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menurun ke level Rp15.723 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.705 per dolar AS.