Taipei (ANTARA) - Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Badai Taifun Kong-rey di Taipei, Taiwan, pada Kamis (31/10). "Sampai siang ini (1/11) pukul 14.55 WS, tidak ada WNI di Taiwan yang menjadi korban atau terdampak Taifun Kong-Rey," kata Kepala KDEI Arif Sulistyo saat dihubungi ANTARA di Taipei, Taiwan, Jumat.

Hal itu, kata Arif, berdasarkan koordinasi KDEI Taipei dengan otoritas Taiwan, organisasi masyarakat dan elemen masyarakat Indonesia terkait Taifun Kong-Rey.

KDEI mengimbau kepada seluruh WNI di Taiwan untuk waspada dan tidak keluar rumah atau kediaman. "Kecuali untuk keperluan mendesak dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi di wilayah masing-masing," katanya.

Baca juga: Kemlu RI pastikan tak ada WNI jadi korban Taifun Kong-rey di Taiwan
Bagi WNI yang tinggal di daerah pesisir dan pegunungan diharap mewaspadai tanah longsor, batu jatuh, banjir dan luapan air sungai.

Selain, itu KDEI Taipei juga mengimbau seluruh WNI untuk mengikuti dan memantau perkembangan informasi terbaru dari otoritas Taiwan dan KDEI Taipei.

Badai Taifun Kong-rey merupakan badai terbesar sejak 1996 atau dalam 30 tahun terakhir. Kecepatan badai diketahui hingga 184 per jam berlangsung hingga malam hari.

Berdasarkan pantauan di Distrik Zhongzheng hingga Kamis (31/10) malam, hujan deras disertai angin kencang melanda.

Baca juga: Dilanda topan, 27 orang terluka, sejumlah turis asing hilang di Taiwan
Suasana Badai Taifun Kong-rey yang melanda Distrik Zhongzheng, Taipei, Taiwan, Kamis (31/10/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Spanduk besar terlepas dari gedung dan menutup ruas jalan. Polisi berjaga di sekeliling memastikan keamanan sekitar.

Deretan pertokoan tutup di kawasan tersebut. Adapun sejumlah pengendara motor dan mobil masih nampak mengisi jalanan.

KDEI mencatat sebanyak lebih dari 300 ribu WNI tinggal di Taiwan. Dengan hampir sebanyak 80 persen bekerja sebagai orang yang merawat anggota keluarga sedang sakit ataupun berkebutuhan khusus (caregiver).


Dipastikan para pekerja migran Indonesia (PMI) mendapatkan dua asuransi, yakni asuransi kesehatan sebesar NTD 426 per bulan dan asuransi tenaga kerja NTD 604 per bulan.

"Besaran iuran asuransi akan menyesuaikan gaji. Jadi untuk tahun depan gaji akan naik, maka iuran asuransi kesehatan dan asuransi tenaga kerja juga akan naik," ujarnya.