Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat konstruksi dua bendungan di Aceh dalam rangka mendukung swasembada pangan nasional.
“Pembangunan bendungan ini merupakan langkah konkret Kementerian PU dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo-Wapres Gibran yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan," ujar Menteri PU Dody Hanggodo di Jakarta, Jumat.
Dody menambahkan bahwa kehadiran bendungan ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional.
Kementerian PU berkomitmen mendukung visi Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan. Salah satunya dengan mempercepat penyelesaian konstruksi dua bendungan di Aceh, yaitu Bendungan Rukoh dan Bendungan Keureuto.
Kedua bendungan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas irigasi pertanian, mendukung pengendalian banjir, serta menyediakan air baku dan energi listrik bagi masyarakat Aceh.
Bendungan Rukoh terletak di Kabupaten Pidie memiliki kapasitas tampungan sebesar 128 juta m3 dan luas genangan 716,7 ha. Bendungan ini nantinya akan melayani area irigasi seluas 11.950 hektare (ha) dengan pola tanam padi-padi-palawija serta intensitas tanam yang mencapai 300 persen (eksisting 140 persen).
Di samping itu, Bendungan Rukoh juga berfungsi untuk pengendalian banjir di wilayah Krueng Rukoh dengan potensi pengurangan banjir hingga 89,62 persen, serta menyuplai air baku sebesar 0,90 m3/detik.
Bendungan ini dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp1,5 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor. Paket 1 dengan progres fisik 96,16 persen dikerjakan PT Nindya Karya (Persero) senilai Rp377 miliar. Paket 2 progres fisik 92,42 persen dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti Senilai Rp1,7 triliun.
Bendungan lain di Aceh yang sedang dikerjakan Kementerian PU adalah Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara memiliki kapasitas tampungan 215,94 juta m3 dan luas genangan 896,6 ha. Diharapkan bendungan ini dapat melayani kebutuhan irigasi pada lahan seluas 9.455 ha, menyediakan air baku sebesar 0,5 m3/detik serta menghasilkan energi listrik 6,34 MW, yang diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Selain itu, Bendungan Keureuto dapat mereduksi potensi banjir di wilayah Lhoksukon hingga 30 persen.
Bendungan Keureuto dibangun sejak 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp2,7 triliun. Pekerjaan ini terbagi menjadi 4 paket pekerjaan dengan masing-masing kontraktor, PT. Brantas Abipraya (Persero)-PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket 1, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk paket 2, PT. Hutama Karya-Perapen paket 3 dan paket penyelesaian pembangunan bendungan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) - PT Indrapurindo Marga Bakti Utama - PT Pelita Nusa Perkasa (KSO). Progres fisik pembangunan bendungan ini 96,69 persen.
Sebelumnya, pada 2016 Kementerian PU telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie dengan kapasitas 2,67 juta m3 yang berfungsi mengairi lahan persawahan seluas 1.000 ha.
Baca juga: Bendungan Jlantah Karanganyar siap dukung ketahanan pangan
Baca juga: Percepatan pembangunan bendungan dalam mendukung swasembada pangan
Baca juga: Presiden resmikan bendungan ke-47 selama 10 tahun pemerintahan
PU percepat konstruksi dua bendungan di Aceh dukung swasembada pangan
1 November 2024 14:42 WIB
Proyek pembangunan Bendungan Rukoh di Aceh. ANTARA/HO-Kementerian PU
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: