Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan pentingnya optimalisasi wakaf uang sebagai dana abadi umat yang dapat terus berkembang untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Wakaf uang adalah wakaf bergerak yang manfaatnya bisa berkelanjutan bagi masyarakat," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Waryono Abdul Ghafur di Jakarta, Jumat.

Pernyataan Waryono tersebut disampaikan dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC). Dalam forum tersebut, Kemenag meluncurkan Gerakan Wakaf Indonesia Menuju Emas 2045 atau Giwang Emas 2045.

Waryono mengatakan wakaf uang yang dikelola secara profesional oleh nadzir akan berkembang dan memberikan dampak signifikan bagi penerima manfaat, terutama dalam sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Baca juga: Wapres: Gerakan wakaf uang berpotensi tingkatkan kesejahteraan warga
Menurutnya, alokasi wakaf uang dapat membantu mendukung pendidikan anak bangsa agar mereka mampu berkontribusi pada posisi strategis dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

"Generasi penerima manfaat wakaf dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global," kata Waryono.

Meskipun potensi wakaf di Indonesia besar, kata dia, yaitu mencapai sekitar Rp180 triliun rupiah, tingkat literasi masyarakat tentang perbedaan wakaf dengan sedekah dan infak masih rendah.

Maka dari itu, kata dia, berbagai program literasi terus ditingkatkan, termasuk peluncuran Kota Wakaf di Tasikmalaya yang bertujuan mengenalkan urgensi dan mekanisme wakaf kepada masyarakat luas.

Baca juga: Wakaf uang dinilai sebagai terobosan untuk pengembangan dana abadi
Terkait pengelolaan wakaf, Waryono juga menyoroti peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang memastikan akuntabilitas dan transparansi.

Waryono mendukung gagasan pembentukan lembaga pengawasan, mirip dengan OJK, untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap wakaf, khususnya dalam menentukan nadzir yang profesional dan amanah.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan wakaf, sekecil apapun kontribusinya.

Waryono mencontohkan kesuksesan wakaf pendidikan di Universitas Al-Azhar, Mesir, yang mampu menopang krisis keuangan negara.
"Gerakan ini tidak boleh berhenti pada peluncuran saja," ujar Waryono.

Baca juga: Kemenag harap nazir wakaf bisa berkecimpung dalam ekonomi Indonesia