Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) akan membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin hingga lima kali lipat.

Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi menyampaikan, saat ini kapasitas produksi vaksin di pabrik Bandung, Jawa Barat hanya mampu mencapai 3,1 miliar dosis.

Menurut Soleh, pabrik tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk peningkatan kapasitas dan keamanan masyarakat sekitar, lantaran letaknya di tengah kota Bandung.

"Sekarang sedang kita cari, arahan dari Pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir) untuk mencari satu tempat, yang memang kita siapkan juga untuk 50-100 tahun ke depan," kata Soleh di Jakarta, Jumat.

Saat ini, sudah terdapat tiga lokasi yang akan dipilih untuk menjadi pabrik baru Bio Farma.

Pemilihan lokasinya sendiri tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Menurut Soleh, ada banyak faktor yang harus diperhatikan, seperti analisis dampak lingkungan (AMDAL), ketersediaan air, energi hijau yang digunakan dan lainnya.

Pabrik baru Bio Farma juga disebut memiliki potensi untuk meningkatkan revenue perusahaan sekitar delapan sampai 10 kali lipat.

Baca juga: Bio Farma dapat kontrak ekspor vaksin Rp1,4 triliun untuk 2025

Baca juga: Bio Farma siapkan produksi radiofarmaka untuk deteksi dini kanker


"Air itu yang di Pasteur kita butuh 5 juta liter setahun itu untuk industri vaksin ya. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, macam-macam lah yang sedang kita lakukan, energi hijau itu juga menjadi kunci ya," ujarnya.

Bio Farma baru saja mendapat kontrak vaksin baru untuk ekspor 2025 sebesar Rp1,4 triliun.

Kontrak ini didapat saat Bio Farma menghadiri pertemuan tahunan di Brasil pada bulan lalu, di mana pesertanya terdiri dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF dan 43 perusahaan farmasi global.

Lebih lanjut, Soleh menyampaikan bahwa kontrak senilai Rp1,4 triliun merupakan separuh dari target ekspor Bio Farma untuk 2025, di mana ditetapkan sebesar Rp3 triliun.