Moskow (ANTARA) - Eropa bersikap "barbar" karena menolak bernegosiasi dengan Rusia terkait dengan konflik Ukraina, kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban pada Kamis (31/10).

"Tidak ada lagi orang yang harus mati di garis depan. Kita harus memulai negosiasi. Sangat jarang terjadi dalam perang bahwa tidak ada komunikasi antara pihak-pihak yang bertikai. Dalam istilah diplomatik, apa yang kita lakukan adalah tindakan barbar," kata Orban pada acara Perdamaian di Eropa di Wina, yang diselenggarakan oleh surat kabar Swiss Weltwoche.

"Fakta bahwa Eropa adalah bangga dengan kenyataan bahwa mereka tidak berbicara dengan Rusia adalah tindakan yang barbar. Itu adalah kebodohan, kutukan diplomatik, dan kebiadaban manusia," katanya, menambahkan.

Padahal negosiasi dinilai harus dimulai sesegera mungkin, karena situasi di garis depan semakin buruk bagi Ukraina, lanjut PM Hongaria.

"Pertanyaannya sekarang adalah, kapan kita akan sepakat? Karena setiap hari, situasinya semakin buruk. Rusia terus maju, dan Ukraina sekarat... Kita kalah dalam perang," kata Orban.

Mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, yang juga menghadiri acara tersebut, sependapat dengan pemimpin Hongaria tersebut bahwa negosiasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari.

"Gagasan bahwa kita harus berhenti berbicara dengan Presiden Rusia (Vladimir Putin) dan tidak membahas resolusi damai atau mengakhiri krisis (di Ukraina) dengannya adalah hal yang tidak masuk akal. Dengan siapa lagi kita harus berbicara?" ucapnya.

"Kapan mereka mengatakan, 'Kami akan memaksa Rusia untuk berdamai dengan memasok senjata ke Ukraina,' hal ini tidak pernah tercapai dalam sejarah Eropa... Kami tidak dapat mencapainya dengan cara seperti ini," papar Schroder.

Moskow percaya bahwa pasokan senjata mematikan ke Ukraina menghambat proses perdamaian dan berisiko menyeret negara-negara anggota NATO ke dalam konfrontasi langsung dengan Rusia.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Parlemen Eropa menyetujui pinjaman 35 miliar Euro untuk Ukraina
Baca juga: Pemimpin empat negara kunci bahas rencana kemenangan Zelenskyy
Baca juga: Paris dukung usul Kiev undang Rusia ke konferensi Ukraina kedua
Baca juga: Putin harap Barat pahami sinyal akan potensi serangan ke Rusia
Baca juga: Rusia tidak ingin perang skala penuh terjadi di Timur Tengah