Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan teknologi informasi Fujitsu menawarkan solusi teknologi untuk pengelolaan bandar udara (bandara) di Indonesia di tengah pesatnya perkembangan industri penerbangan di dalam negeri seiring pertumbuhan ekonomi.

Tumbuh pesatnya industri penerbangan dan ekonomi telah menciptakan situasi-situasi baru dalam sarana transportasi modern itu seperti semakin padatnya jumlah penerbangan, kian banyaknya maskapai komersial, serta kian luasnya detinasi penerbangan.

Kondisi bandara pun semakin sibuk, lalu lintas pesawat kian padat, dan bandara dituntut untuk memberikan layanan kualitas prima dengan sistem keamanan yang terus terjaga, kata Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad S Sofwan di Jakarta, Kamis sore.

Fujitsu memahami bahwa transportasi udara kini semakin berperan dalam mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat di mana pun termasuk Indonesia, kata Sofwan dalam buka bersama media.

"Hal itu mendorong para pengelola bandara untuk meningkatkan sistem pengelolaan yang terintegrasi melalui sebuah solusi TIK yang komprehensif. Fujitsu telah memiliki solusi TIK yang dibutuhkan untuk mengatasi beragam tuntutan tersebut."

Arief Ismail dari Application Service Presales Fujitsu Indonesia menjelaskan bahwa beberapa solusi TIK untuk pengelolaan bandara yang ditawarkan Fujitsu antara lain Flight Information System (FIS), Boarding Pass and Baggage Tag Printer, dan Baggage Handling System (BHS).

Kemudian Baggage Reconsiliation System (BRS), Noise Monitoring System, Intruder Monitoring, Ramp Pass Management System, serta Network Equipment.

FIS merupakan sistem layanan informasi penerbangan yang disajikan secara cepat, akurat dan memadai untuk membantu pelanggan/penumpang mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah bahkan via ponsel seketika.

Sedangkan Boarding Pass and Baggage Tag Printer adalah sistem koordinasi bagasi dengan boarding pass, dan Baggage Handling System berguna untuk mengoptimalkan proses penyortiran dan pengontrolan bagasi penumpang pada masing-masing pesawat.

Kalau Baggage Reconsiliation System, menurut Arief, merupakan sistem pengemasan bagasi ke kontainer. Setelah bagasi dipindahkan, sistem akan melakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penandaan bagasi dan sistem ini akan terintegrasi dengan informasi jadwal penerbangan serta data bagasi penumpang ketika ceck in.

Sementara Noise Monitoring System merupakan sistem untuk memonitor tingkat kebisingan bandara, Ramp Pass Management System untuk memperketat pengontrolan dan perizinan bagi orang-orang untuk memasuki area terlarang bandara, dan untuk membangun jaringan komunikasi broadband dan wireless LAN berskala besar di bandara, Fujitsu punya solusi Network Equipment.

"Dengan solusi yang ditawarkan, Fujitsu berharap bandara-bandara yang menerapkannya akan menjadi bandara dengan layanan dan tata-kelola berkualitas tinggi, sesuai dengan standar baku internasional," tambah Achmad Sofwan.

Solusi bandara Fujitsu sejauh ini sudah diterapkan di bandara-bandara besar dan tersibuk di dunia seperti Heathrow, Gatwick, Manchester, Dublin, Schiphol, Narita Tokyo.