Baca juga: BI DKI: Pertumbuhan ekonomi Jakarta terjaga berkat dukungan investasi
Pada akhir program ini terdapat lebih dari 400 pendaftar. Namun, hanya 34 UMKM yang terpilih dan berhasil menyelesaikan keseluruhan rangkaian pelatihan, membawa pencapaian luar biasa dalam bentuk peningkatan omzet, kesiapan ekspor, akses pembiayaan, serta inovasi produk dan kolaborasi strategis.
Baca juga: Program Jawara bisa tingkatkan omzet 133 persen per bulan
Dengan pendekatan ini, UMKM tidak hanya berhasil menciptakan produk baru tetapi juga menjadi pengusaha yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan.
Baca juga: BI DKI gencarkan penggunaan QRIS ke UMKM lewat "Festival Ruang Rasa"
Tidak seperti program yang bersifat sementara, kata Arlyana, Jawara memiliki pendekatan yang berkelanjutan untuk memastikan perubahan yang permanen bagi UMKM peserta dan mendorong kolaborasi jangka panjang di antara mereka.
Dengan kepercayaan yang terbangun dari waktu ke waktu, peserta Jawara mengembangkan sinergi yang kuat dalam bentuk kolaborasi produk dan acara.
Hal ini diwujudkan dengan 34 UMKM yang juga menyusun buku mengenai perjalanan bisnis mereka agar dapat bermanfaat dan menginspirasi pelaku UMKM lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Elisabeth Ratu Rante Allo turut mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta atas inisiatif dalam meluncurkan program Jawara.
Menurut Ratu, program ini merupakan langkah konkret dalam mendorong percepatan UMKM naik kelas di Jakarta.
"Saya juga menyampaikan apresiasi kepada UMKM DKI Jakarta yang telah mengikuti program Jawara dengan baik dan tuntas, harapan kami UMKM DKI Jakarta semakin mandiri dan naik kelas serta dapat berkontribusi kepada Provinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Perekonomian Nasional dan Kota Global," ucap Ratu.