Jakarta (ANTARA) - Kapal perang Republik Indonesia KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 yang tergabung dalam Satgas Port Visit Pasifik 2024 menggelar rangkaian latihan tempur jarak dekat, latihan penanggulangan kebocoran kapal, dan latihan meninggalkan kapal dalam situasi darurat.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada (Koarmada) III Letkol Laut (S) Ajik Sismianto saat dihubungi di Jakarta, Kamis, menjelaskan latihan itu bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan prajurit yang saat ini berlayar dalam misi muhibah dan kemanusiaan ke empat negara Pasifik Selatan.

“Latihan itu juga tindak lanjut atas perintah Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Hersan yang memerintahkan para prajurit dalam sela-sela tugasnya memanfaatkan waktu berlatih sehingga mereka memahami secara rinci semua prosedur, aturan, tugas, dan tanggung jawabnya dalam penugasan,” kata Kadispen Koarmada III.

Baca juga: KRI WSH-991 latihan hadapi cuaca buruk saat berlayar ke Fiji

Latihan tempur jarak dekat yang berguna untuk penggeledahan kapal musuh (VBSS) diinisiasi oleh Komandan Satgas Port Visit Pasifik Kolonel Laut (P) Arif Prasetyo Irbianto saat kapal berlayar dari Solomon menuju Fiji. Latihan itu berlangsung di geladak helikopter kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo (WSH), Kamis.

Dalam latihan untuk VBSS itu, Arif, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Dinas Penerangan Koarmada III, menjelaskan prajurit pengawak KRI mendapat pembekalan dan mengikuti praktik tempur jarak dekat yang mencakup combat reload, transisi laras panjang dan pistol, hallway procedure, dan infiltrasi.

“Latihan VBSS ini dilaksanakan dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan karena di medan sesungguhnya sangat berat dan tantangan yang dihadapi berbeda serta jauh lebih sulit, karena selain berhadapan dengan lawan sesungguhnya, juga berhadapan dengan ombak tinggi dan kapal asing yang melakukan pelanggaran,” kata Komandan KRI WSH-991 Kolonel Laut (P) Edi Herdiana sebagaimana dikutip dari siaran resmi yang sama.

Baca juga: KRI WSH-991 lanjut berlayar ke Fiji setelah rampungkan misi di Solomon

Latihan VBSS itu yang berlangsung selama dua jam kemudian dilanjutkan dengan latihan penanggulangan kebocoran dan kebakaran kapal (PEK). Dalam latihan itu, prajurit pengawak KRI WSH-991 mendapatkan materi mengenai tahapan-tahapan penanggulangan kebocoran dan kebakaran kapal, termasuk peralatan-peralatan yang wajib digunakan. Kemudian, para prajurit juga mendapatkan pembekalan mengenai prosedur meninggalkan kapal, serta perlengkapan yang harus mereka bawa saat meninggalkan kapal.
Prajurit TNI Angkatan Laut pengawak KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 berlatih pertempuran jarak dekat yang berguna untuk kegiatan penggeledahan kapal musuh (VBSS) di geladak heli KRI WSH-991 saat kapal berlayar menuju Fiji, Kamis (31/10/2024). ANTARA/HO-Dinas Penerangan Komando Armada III TNI AL.


"Di akhir latihan, prajurit juga dibekali pemahaman menggunakan pelampung (swim vest) yang benar, pembagian kompartemen, penjelasan mengenai pintu-pintu kedap di KRI, dan penggunaan life-raft (sekoci),” kata Komandan KRI WSH-991.

Di penghujung latihan, Dansatgas Port Visit Pasifik 2024 mengingatkan jajaran prajurit dalam situasi darurat mereka wajib mengikuti instruksi dari pimpinan KRI dan SOP yang berlaku demi keselamatan bersama.

Baca juga: KRI WSH-991 tiba di Solomon langsung jalankan misi muhibah

KRI WSH-991, yang merupakan kapal bantu rumah sakit di bawah kendali Koarmada III TNI AL, dalam misi muhibah dan kemanusiaan ke empat negara di Pasifik Selatan, yaitu Solomon, Fiji, Vanuatu, dan Papua Nugini. Sejauh ini, KRI WSH-991 telah merampungkan misinya ke Solomon, dan dijadwalkan tiba di Fiji pada 2 November 2024.

Dalam misi muhibah Satgas Port Visit Pasifik 2024, KRI WSH-991 menggelar bakti sosial, merenovasi tempat ibadah, membuka layanan kesehatan gratis, dan menyalurkan paket bantuan obat-obatan ke masing-masing negara tujuan.

Total pelayaran dijadwalkan berlangsung selama 48 hari sampai akhirnya kapal kembali ke markas di Sorong, Papua Barat Daya.

Dalam pelayaran itu, KRI WSH-991 mengangkut total 177 personel, yang terdiri atas 141 pengawak kapal, dan 36 staf dari Satgas yang terdiri atas tim penyelam, pasukan pengamanan, dokter umum dan dokter spesialis, pelajar dari Papua, serta perwira penerangan dari Dinas Penerangan TNI AL.

Baca juga: Satgas "Port visit 2024" salurkan bantuan obat-obatan kepada Solomon
Baca juga: KRI dr Wahidin Sudirohusodo, rumah sakit terapung di timur Indonesia