Satu tewas dan 271 jiwa mengungsi akibat cuaca ekstrem di Sulsel
31 Oktober 2024 18:47 WIB
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sindereng Rappang Sulawesi Selatan, Firman menjelaskan kondisi dampak cuaca ekstrem di daerahnya dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Kamis (31/10/2024) (ANTARA/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Sedikitnya satu orang tewas, dua luka-luka dan 271 jiwa dilaporkan terpaksa mengungsi akibat cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan petir menerjang Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sidenreng Rappang, Firman dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Firman menjelaskan meski peristiwa cuaca ekstrem berlangsung dengan cepat dan seketika pada Rabu (30/10) petang tetapi dampak yang ditimbulkan cukup signifikan khususnya di Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, Panca Rijang dan Baranti.
Tim reaksi cepat BPBD Sidenreng Rappang mendata seorang pria berusia 23 tahun, warga Desa Toronrong Rijang, Kecamatan Baranti tewas disambar petir dan dua orang rekan sebayanya mengalami luka bakar.
Baca juga: BNPB: 99 persen bencana di Indonesia terjadi akibat iklim dan cuaca
Menurut petugas saat kejadian mereka berteduh di bawah pohon menghindari hujan sambil menonton lomba balap.
Selain itu juga terdata, sebanyak 68 kepala keluarga atau 271 jiwa warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka porak-poranda dihantam angin kencang yang diperkirakan berkecepatan di atas 28-30 knot itu.
BPBD Sidenreng Rappang mengklasifikasikan sebanyak 51 rumah rusak ringan, 11 unit rusak sedang, enam unit rumah dan termasuk tiga gedung fasilitas sekolah rusak berat. Masing-masing tersebar di empat desa dalam wilayah administratif Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, dan Panca Rijang.
Firman mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten sudah menyiapkan rumah susun untuk menampung sementara para korban yang terdampak, namun mereka lebih memilih mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Terlepas dari itu, ia memastikan, seluruh personel gabungan hari ini sudah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membantu upaya pemulihan dampak bencana, penyaluran bantuan kebutuhan pokok, dan mendampingi layanan medis korban terdampak.
Adapun pemulihan jaringan listrik menjadi yang paling diprioritaskan karena setidaknya ada sebanyak 32 tiang listrik yang roboh saat kejadian hingga membuat jaringan listrik sebagian wilayah di Sidenreng Rappang dilaporkan dalam keadaan padam.
Baca juga: BMKG: Waspada cuaca ekstrem di Sulut hingga 2 November
Baca juga: KAI Palembang siapkan mitigasi bencana hadapi cuaca ekstrem
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sidenreng Rappang, Firman dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Firman menjelaskan meski peristiwa cuaca ekstrem berlangsung dengan cepat dan seketika pada Rabu (30/10) petang tetapi dampak yang ditimbulkan cukup signifikan khususnya di Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, Panca Rijang dan Baranti.
Tim reaksi cepat BPBD Sidenreng Rappang mendata seorang pria berusia 23 tahun, warga Desa Toronrong Rijang, Kecamatan Baranti tewas disambar petir dan dua orang rekan sebayanya mengalami luka bakar.
Baca juga: BNPB: 99 persen bencana di Indonesia terjadi akibat iklim dan cuaca
Menurut petugas saat kejadian mereka berteduh di bawah pohon menghindari hujan sambil menonton lomba balap.
Selain itu juga terdata, sebanyak 68 kepala keluarga atau 271 jiwa warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka porak-poranda dihantam angin kencang yang diperkirakan berkecepatan di atas 28-30 knot itu.
BPBD Sidenreng Rappang mengklasifikasikan sebanyak 51 rumah rusak ringan, 11 unit rusak sedang, enam unit rumah dan termasuk tiga gedung fasilitas sekolah rusak berat. Masing-masing tersebar di empat desa dalam wilayah administratif Kecamatan Maritengngae, Watang Sidenreng, dan Panca Rijang.
Firman mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten sudah menyiapkan rumah susun untuk menampung sementara para korban yang terdampak, namun mereka lebih memilih mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Terlepas dari itu, ia memastikan, seluruh personel gabungan hari ini sudah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membantu upaya pemulihan dampak bencana, penyaluran bantuan kebutuhan pokok, dan mendampingi layanan medis korban terdampak.
Adapun pemulihan jaringan listrik menjadi yang paling diprioritaskan karena setidaknya ada sebanyak 32 tiang listrik yang roboh saat kejadian hingga membuat jaringan listrik sebagian wilayah di Sidenreng Rappang dilaporkan dalam keadaan padam.
Baca juga: BMKG: Waspada cuaca ekstrem di Sulut hingga 2 November
Baca juga: KAI Palembang siapkan mitigasi bencana hadapi cuaca ekstrem
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: