Kota Bogor (ANTARA) - PT Bogor Life Science and Technology (BLST), holding company milik IPB University, menggelar kegiatan bertajuk Indonesia-Malaysia State University Companies Benchmarking & Networking Business Forum.

Kegiatan itu sebagai upaya memperkuat sinergi dan pengembangan bisnis perusahaan milik universitas di Indonesia dan Malaysia.

Direktur BLST Luhur Budiyarso di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, mengatakan kegiatan yang turut dihadiri pejabat Kementerian Pendidikan Malaysia ini merupakan bagian dari kunjungan kerja 17 perusahaan anggota Majlis Syarikat-Syarikat Induk IPTA Malaysia (MSIM) ke BLST.

Dalam rangka memaksimalkan momen untuk memperkuat kolaborasi, Luhur mengatakan BLST turut mengundang 14 perusahaan milik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) Indonesia untuk mengikuti kegiatan ini.

“Kami menerima kunjungan 'benchmarking' maupun 'networking' dari MSIM. Kami saat ini, hari ini bersepakat untuk melakukan beberapa hal bersama-sama,” ujarnya.

Baca juga: Kunjungi IPB, Menko Pangan tekankan kunci kolaborasi untuk swasembada

Baca juga: SV IPB soroti pentingnya peran pendidikan vokasi di perubahan industri


Luhur menyebutkan dalam forum tersebut dibahas bagaimana mengembangkan produk inovasi-inovasi perguruan tinggi, untuk bisa diberikan ke pasar dengan nilai tambah untuk perguruan tinggi.

Kedua, kata dia, BLST dan MSIM mengembangkan pasar bersama yang ditandai dengan tanda tangan kesepakatan. Termasuk bagaimana bisa menghasilkan persetujuan-persetujuan yang sifat saling menguntungkan.

“Dua hal itu terjadi atas dukungan dari IPB, dalam hal ini diwakili oleh BLST maupun dari Pemerintah Malaysia yang mendorong upaya untuk sinergi ini betul-betul menjadi 'action',” jelasnya.

Ketua MSIM Ahmad Kamil Ahmad Khushairi mengatakan perguruan tinggi di Malaysia memiliki banyak kesamaan dengan yang ada di Indonesia. Terlebih, jarak antara Malaysia dan Indonesia dekat.

Sehingga, kata dia, MSIM melihat ini menjadi satu inisiatif yang baik, yang kemudian diawali antara Malaysia dan Indonesia sehingga keduanya mendapat keuntungan yang baik.

“Jadi ini merupakan awal yang baik bagi kita untuk mengembangkan. Tidak hanya bidang usaha atau bidang perdagangan tempat kita membeli produk-produk yang telah kita perkenalkan, tetapi juga di berbagai bidang seperti kebersihan, pembaharuan energi, khususnya manajemen produk dan lain sebagainya,” ujar Ahmad Kamil.

Baca juga: BSI dan IPB himpun dana Rp20,9 miliar untuk 165 mahasiswa kurang mampu

Baca juga: Fateta IPB siap menuju pusat inovasi pertanian modern