Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengatakan realisasi pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, telah mencapai 93,25 persen, dan siap mendukung ketahanan pangan nasional, yang menjadi program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, mengatakan Bendungan Jlantah akan mendatangkan manfaat, terutama bagi kepentingan irigasi sebagai upaya mendukung target swasembada pangan pada 2028.

“Sesuai fokus presiden, ketahanan pangan merupakan fondasi utama bagi kedaulatan negara. Pemerintah pun bertekad memastikan produksi pangan nasional agar mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor, salah satunya didorong oleh keberadaan bendungan,” ujarnya.

Ermy menuturkan Bendungan Jlantah dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektare di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Ia menjelaskan, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.

“Maka, ke depannya melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," tuturnya.

Ia menjelaskan bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari fondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian, air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

Bendungan Jlantah juga mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3. Bendungan ini berpotensi pula sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLMTH) sebesar 625 kilowatt (kW).

Ia meyakini proyek bendungan ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan irigasi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata, mengingat lokasinya yang strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru.

Bendungan Jlantah dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp956 miliar.

Waskita Karya telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai, sedangkan sembilan proyek lainnya seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener masih dalam tahap pengerjaan.

Baca juga: Waskita: Progres LRT Jakarta Fase 1B sudah 32 persen
Baca juga: Waskita dapat kontrak Rp233,5 miliar untuk rehabilitasi Cibaliung
Baca juga: Waskita Karya rampungkan Bendungan Temef di NTT, siap diresmikan