Tentara: dua roket Gaza hantam dekat reaktor nuklir Israel
10 Juli 2014 04:48 WIB
Warga Palestina berdiri di lubang yang menurut polisi akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Kamis (3/7). Israel menyasar lebih dari 15 target Hamas di Gaza Rabu malam sebagai reaksi atas diluncurkannya roket secara terus-menerus dari Jalur Gaza, kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan Kamis kemarin. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem)
Jerusalem (ANTARA News) - Dua roket yang ditembakkan oleh gerilyawan Gaza Rabu menghantam dekat kota selatan Dimona di mana Israel memiliki reaktor nuklir, kata militer di Twitter.
"Beberapa menit yang lalu, gerilyawan Palestina di Gaza menembakkan tiga roket ke Dimona. Dua jatuh di daerah terbuka; Iron Dome mencegat yang lain," katanya mengacu pada sistem pertahanan rudal Israel.
Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas yang berbasis di Gaza, mengatakan dalam satu pernyataan bahwa pihaknya "meluncurkan tiga roket M75 di Dimona," mengacu pada Roket Gaza yang diproduksi dengan kisaran sekitar 80 kilometer (50 mil).
Israel memiliki dua reaktor nuklir, satu di Dimona di gurun Negev, dan lainnya di fasilitas penelitian nuklir di Nahal Sorek, sebelah barat Yerusalem.
Negara Yahudi itu secara luas diyakini memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir, namun berkebijakan tidak mengkonfirmasikan atau menyangkalnya, sehingga bersikap "ambigu nuklir".
Ilmuwan Israel dan para politisi telah menyerukan penutupan Pabrik Dimona yang telah berumur 50 tahun, dengan mengatakan umurnya telah meningkatkan risiko kecelakaan.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Rabu bersumpah akan menggencarkan gempuran Israel terhadap pejuang Palestina di Gaza, dan negara zionis itu sejauh ini sudah menghilangkan 43 nyawa warga Palestina.
"Kami memutuskan lebih menggencarkan serangan terhadap Hamas di Gaza," kata kantornya mengutip keterangannya sesudah berembuk dengan kepala pertahanan di Israel selatan.
"Tentara siap untuk kemungkinan apa pun," tambahnya.
"Hamas akan membayar harga mahal untuk penembakan roket ke warga Israel. Keamanan warga Israel adalah yang pertama dan terutama," katanya.
Rabu adalah hari kedua Operasi Pelindung Ujung Israel.
Pesawat tempur Israel sudah menghantam 550 sasaran di Gaza dan pejuang Hamas membalas dengan 165 roket, beberapa di antaranya menghantam Yerusalem dan Tel Aviv serta Hadera, 116 kilometer di pesisir utara wilayah kantung itu.
Korban jiwa di pihak Palestina bukan hanya pejuang, tapi juga wanita dan anak-anak. Lebih dari 370 orang luka.
Lima warga Palestina tewas pada Rabu malam akibat hantaman peluru kendali Israel atas sebuah rumah di Gaza tengah, kata dinas darurat kepada AFP.
Juru bicara Ashraf Qudra menyatakan wanita dan anak-anak termasuk yang tewas itu.
Ia menyatakan serangan itu menyasar rumah di Al-Maghazi, kampung pengungsi tepi laut di dekat Deir al-Balah.
Serangan Israel ke Gaza pada Selasa hingga siang telah menewaskan 15 orang dan melukai sekitar 100 lagi, kata badan penanganan darurat.
Saksi menyatakan pesawat Israel menembakkan sinar, membuat keluarga dan tetangga berkumpul di rumah sebagai tameng dan tidak lama kemudian, sebuah pesawat tempur F-16 menembakkan peluru kendali hingga meruntuhkan bangunan tersebut.
Penerjemah: Askan Krisna
"Beberapa menit yang lalu, gerilyawan Palestina di Gaza menembakkan tiga roket ke Dimona. Dua jatuh di daerah terbuka; Iron Dome mencegat yang lain," katanya mengacu pada sistem pertahanan rudal Israel.
Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas yang berbasis di Gaza, mengatakan dalam satu pernyataan bahwa pihaknya "meluncurkan tiga roket M75 di Dimona," mengacu pada Roket Gaza yang diproduksi dengan kisaran sekitar 80 kilometer (50 mil).
Israel memiliki dua reaktor nuklir, satu di Dimona di gurun Negev, dan lainnya di fasilitas penelitian nuklir di Nahal Sorek, sebelah barat Yerusalem.
Negara Yahudi itu secara luas diyakini memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir, namun berkebijakan tidak mengkonfirmasikan atau menyangkalnya, sehingga bersikap "ambigu nuklir".
Ilmuwan Israel dan para politisi telah menyerukan penutupan Pabrik Dimona yang telah berumur 50 tahun, dengan mengatakan umurnya telah meningkatkan risiko kecelakaan.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Rabu bersumpah akan menggencarkan gempuran Israel terhadap pejuang Palestina di Gaza, dan negara zionis itu sejauh ini sudah menghilangkan 43 nyawa warga Palestina.
"Kami memutuskan lebih menggencarkan serangan terhadap Hamas di Gaza," kata kantornya mengutip keterangannya sesudah berembuk dengan kepala pertahanan di Israel selatan.
"Tentara siap untuk kemungkinan apa pun," tambahnya.
"Hamas akan membayar harga mahal untuk penembakan roket ke warga Israel. Keamanan warga Israel adalah yang pertama dan terutama," katanya.
Rabu adalah hari kedua Operasi Pelindung Ujung Israel.
Pesawat tempur Israel sudah menghantam 550 sasaran di Gaza dan pejuang Hamas membalas dengan 165 roket, beberapa di antaranya menghantam Yerusalem dan Tel Aviv serta Hadera, 116 kilometer di pesisir utara wilayah kantung itu.
Korban jiwa di pihak Palestina bukan hanya pejuang, tapi juga wanita dan anak-anak. Lebih dari 370 orang luka.
Lima warga Palestina tewas pada Rabu malam akibat hantaman peluru kendali Israel atas sebuah rumah di Gaza tengah, kata dinas darurat kepada AFP.
Juru bicara Ashraf Qudra menyatakan wanita dan anak-anak termasuk yang tewas itu.
Ia menyatakan serangan itu menyasar rumah di Al-Maghazi, kampung pengungsi tepi laut di dekat Deir al-Balah.
Serangan Israel ke Gaza pada Selasa hingga siang telah menewaskan 15 orang dan melukai sekitar 100 lagi, kata badan penanganan darurat.
Saksi menyatakan pesawat Israel menembakkan sinar, membuat keluarga dan tetangga berkumpul di rumah sebagai tameng dan tidak lama kemudian, sebuah pesawat tempur F-16 menembakkan peluru kendali hingga meruntuhkan bangunan tersebut.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: