Jokowi dinilai sukses giring "swing voters"
9 Juli 2014 20:16 WIB
Capres nomor urut dua Joko Widodo berkampanye di depan massa pendukung, simpatisan dan relawan capres - cawapres Joko Widodo - Jusuf Kalla saat Konser Revolusi Harmoni untuk Revolusi Mental di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7). Pagelaran konser yang melibatkan ratusan artis, seniman dan berbagai kalangan tersebut merupakan bagian dari bentuk dukungan kepada pasangan Capres Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjelang Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News) - Tim sukses calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dianggap sukses menggiring "swing voters" atau pemilih yang masih ragu akan pilihannya, kata pakar politik Universitas Indonesia (UI), Salim Said.
"Pemilih yang muda-muda ini cenderung melihat Jokowi lebih memberikan harapan di tengah kejenuhan berpolitik," kata Salim kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Salim menambahkan, Jokowi dianggap sebagai sosok baru dan muda dibandingkan dengan Prabowo yang sudah sejak lama ingin mencalonkan diri sebagai presiden.
"Jadi, anak-anak muda melihat Prabowo sudah lama berkampanye karena sudah bertahun-tahun, mungkin ada kejenuhan," katanya.
Menurut Salim, kampanye dengan menggunakan media sosial oleh tim Jokowi-JK juga sebagai cara yang tepat untuk menarik hati pemilih muda.
"Kebanyakan yang gabung di media sosial itu kan anak muda dan kelas menengah, ini yang membuat mereka punya sikap politik," katanya.
Menurut dia, berkampanye dengan media dan teknologi merupakan cara yang ampuh, sebagaimana kesuksesan di negara-negara lain, seperti Presiden Barrack Obama, jatuhnya Presiden Mubarak di Mesir, dan kekacauan di Thailand pada era 90-an.
Salim menambahkan, selain itu pemilih muda juga tertarik dengan aksi relawan yang mendukung Jokowi-JK.
Hal senada juga disampaikan akademisi UI, Ari Junaedi, yang menilai kesuksesan Jokowi-JK yang unggul dalam penghitungan cepat terletak di faktor relawan.
"Yang jaga TPS-TPS itu relawan tanpa dibayar dari lintas partai, bukan tim sukses," katanya.
Selain itu, dia mengatakan banyaknya aksi kontroversial dari tim Prabowo-Hatta, seperti tabloid Obor Rakyat hingga seragam Nazi musisi Ahmad Dhani merupakan faktor-faktor yang memicu dukungannya menurun.
"Ini seperti tamparan balik buat tim Prabowo-Hatta," katanya.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(J010)
"Pemilih yang muda-muda ini cenderung melihat Jokowi lebih memberikan harapan di tengah kejenuhan berpolitik," kata Salim kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Salim menambahkan, Jokowi dianggap sebagai sosok baru dan muda dibandingkan dengan Prabowo yang sudah sejak lama ingin mencalonkan diri sebagai presiden.
"Jadi, anak-anak muda melihat Prabowo sudah lama berkampanye karena sudah bertahun-tahun, mungkin ada kejenuhan," katanya.
Menurut Salim, kampanye dengan menggunakan media sosial oleh tim Jokowi-JK juga sebagai cara yang tepat untuk menarik hati pemilih muda.
"Kebanyakan yang gabung di media sosial itu kan anak muda dan kelas menengah, ini yang membuat mereka punya sikap politik," katanya.
Menurut dia, berkampanye dengan media dan teknologi merupakan cara yang ampuh, sebagaimana kesuksesan di negara-negara lain, seperti Presiden Barrack Obama, jatuhnya Presiden Mubarak di Mesir, dan kekacauan di Thailand pada era 90-an.
Salim menambahkan, selain itu pemilih muda juga tertarik dengan aksi relawan yang mendukung Jokowi-JK.
Hal senada juga disampaikan akademisi UI, Ari Junaedi, yang menilai kesuksesan Jokowi-JK yang unggul dalam penghitungan cepat terletak di faktor relawan.
"Yang jaga TPS-TPS itu relawan tanpa dibayar dari lintas partai, bukan tim sukses," katanya.
Selain itu, dia mengatakan banyaknya aksi kontroversial dari tim Prabowo-Hatta, seperti tabloid Obor Rakyat hingga seragam Nazi musisi Ahmad Dhani merupakan faktor-faktor yang memicu dukungannya menurun.
"Ini seperti tamparan balik buat tim Prabowo-Hatta," katanya.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(J010)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: