Jokowi wajar umumkan kemenangan, kubu Prabowo panik
9 Juli 2014 20:03 WIB
Capres nomor urut dua, Joko Widodo (tengah) memberi salam dua jari ketika memberikan pidato kemenangan versi hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei di Tugu Proklamasi Jakarta, Rabu (9/7). Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangkan pilpres berdasarkan hitung cepat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, seperti Saiful Mujani Research & Consulting, Lembaga Survei Indonesia dan Litbang Kompas. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Pakar Politik Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, menilai tim calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla wajar dalam mengumumkan kemenangan dari hasil hitung cepat atau "quick count" dibandingkan tim Prabowo Subianto-Jusuf Kalla yang cenderung tampak panik.
"Saya rasa wajar karena keunggulan Jokowi-JK dari lembaga survei yang kredibel," kata Ari saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ari mengatakan selisih perolehan suara Jokowi dan Prabowo mencapai lima persen.
"Menurut saya, tim Prabowo ini panik karena selisihnya hingga lima persen, marjinnya sudah tidak terkejar," katanya.
Ari meyakini hasil definitif dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti yang menggunakan penghitungan manual tidak akan jauh dengan hasil hitung cepat.
"Menurut saya, bukan perbedaan yang tipis ya, tetapi telak karena di sebagian besar daerah juga yang unggul Jokowi," katanya.
Tak lama setelah pihak Jokowi mengklaim kemenangan, salah satu tim sukses Prabowo-Hatta, Fadli Zon menganggap pengumuman kemenangan Jokowi-JK itu terlalu dini.
"Terlalu terburu-buru dan gegabah," ujar Fadli.
Hal sama juga diucapkan salah satu anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Mahfud MD, yang mengklaim kemenangan ada di pihaknya.
"Berdasarkan survei yang kami lakukan, kemenangan ada pada kami," katanya.
Berdasarkan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei, perolehan suara kedua capres terpaut sangat tipis. Versi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Prabowo-Hatta 40,89 persen sementara Jokowi-JK 53,18 persen. Sementara menurut Saiful Mujani Research and Consulting, Prabowo-Hatta meraup 46,26 persen dan Jokowi-JK 53,74 persen suara sah.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(J010)
"Saya rasa wajar karena keunggulan Jokowi-JK dari lembaga survei yang kredibel," kata Ari saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ari mengatakan selisih perolehan suara Jokowi dan Prabowo mencapai lima persen.
"Menurut saya, tim Prabowo ini panik karena selisihnya hingga lima persen, marjinnya sudah tidak terkejar," katanya.
Ari meyakini hasil definitif dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti yang menggunakan penghitungan manual tidak akan jauh dengan hasil hitung cepat.
"Menurut saya, bukan perbedaan yang tipis ya, tetapi telak karena di sebagian besar daerah juga yang unggul Jokowi," katanya.
Tak lama setelah pihak Jokowi mengklaim kemenangan, salah satu tim sukses Prabowo-Hatta, Fadli Zon menganggap pengumuman kemenangan Jokowi-JK itu terlalu dini.
"Terlalu terburu-buru dan gegabah," ujar Fadli.
Hal sama juga diucapkan salah satu anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Mahfud MD, yang mengklaim kemenangan ada di pihaknya.
"Berdasarkan survei yang kami lakukan, kemenangan ada pada kami," katanya.
Berdasarkan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei, perolehan suara kedua capres terpaut sangat tipis. Versi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Prabowo-Hatta 40,89 persen sementara Jokowi-JK 53,18 persen. Sementara menurut Saiful Mujani Research and Consulting, Prabowo-Hatta meraup 46,26 persen dan Jokowi-JK 53,74 persen suara sah.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(J010)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: