Natuna (ANTARA) - Rabu pagi (21/8/2024) di Kantor Bupati Natuna, Kepulauan Riau, terlihat empat remaja putra dan putri tergesa-gesa menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Sesampai di atas, mereka disambut rekan sebaya, yang meminta mereka masuk ke salah satu ruangan yang di dalamnya sudah menunggu beberapa remaja lainnya.

Dengan nafas terengah-engah, mereka masuk dan duduk dengan rapi di kursi yang telah disediakan. Setelah duduk, satu orang remaja putri memberikan beberapa penjelasan. Remaja putri yang terlihat seperti seorang pemimpin tim itu bernama Octa, mahasiswa Universitas Pertamina (Uper), asal Natuna.

Octa adalah penerima beasiswa Sobat Bumi Natuna dari PT Pertamina dan empat orang remaja yang baru datang beserta kurang lebih 20 orang lainnya merupakan calon penerima beasiswa yang sama.

Beasiswa yang tengah diperjuangkan remaja yang hadir, merupakan salah satu wujud Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pertamina yang diimplementasikan di bidang pendidikan, dengan tujuan menciptakan generasi emas 2045.


Upaya Pemkab Natuna

di Kepulauan Riau beasiswa ini hanya diberikan untuk anak asli Natuna, dengan kuota 15 orang (per tahun) dan sudah berjalan sejak 2022.

Beasiswa ini merupakan buah dari perjuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna yang mendatangi perusahaan minyak itu.

Untuk mendapatkan beasiswa ini, anak-anak Natuna harus mengikuti berbagai seleksi, mulai administrasi, kompetensi, hingga wawancara. Tujuannya untuk memastikan para penerima merupakan anak-anak yang layak diberikan amanah serta merupakan orang-orang yang memang berpotensi menyelesaikan kuliah, sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Untuk di Natuna beasiswa diprioritaskan bagi mereka yang berprestasi dari keluarga kurang mampu. Tujuannya adalah agar penerima beasiswa ini bisa mengangkat derajat keluarganya dan memotivasi anak-anak kurang mampu lainnya untuk berjuang memperbaiki hidup dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Beasiswa Sobat Bumi Natuna memberikan berbagai manfaat, di antaranya bantuan biaya pendidikan, bantuan biaya hidup, hingga tempat tinggal selama kuliah.

Tiket pesawat mereka pertama kali berangkat dari Natuna ke Kampus Uper di Jakarta Selatan juga ditanggung oleh beasiswa tersebut, ucap Kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna Faisal Firman.

Salah satu penerima beasiswa Rendi (ANTARA/HO-Rendi)
Pejuang beasiswa

Dari sejumlah peserta seleksi wawancara yang hadir, terlihat satu remaja putra yang bersemangat dan selalu tersenyum. Rendi Kurniawan (18), merupakan alumni SMA N 1 Bunguran Barat yang terlihat selalu tersenyum itu merupakan wujud bahagia, sebab di hadapannya sudah terbentang jalan untuk menggapai harapan menikmati pendidikan tinggi.

Rendi merupakan anak seorang nelayan yang ditinggal mati oleh ibunya sejak masih kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP). Sepeninggalan ibunya, Rendi tinggal bersama sepupu sebab ayahnya menikah lagi. Untuk menyambung hidup, Rendi rela meluangkan waktu dan tenaganya dengan menjadi pelayan di rumah makan milik sepupunya. Remaja itu tergolong bekerja keras dan rajin, sebab meski bekerja, nilai akademis di sekolah baik, selalu masuk 10 besar. Selain itu dirinya merupakan salah satu bintang di sekolahnya.

Tekad Rendi berjuang untuk mendapatkan beasiswa bukan paksaan dari siapapun, melainkan tulus untuk memperbaiki ekonominya dan orang-orang yang membantunya. Jalan beasiswa ia perjuangkan, sebab dia merasa tidak mungkin untuk berkuliah dengan biaya sendiri.

Setelah hampir sepekan menunggu, akhirnya Uper mengumumkan hasil seleksi melalui dalam jaringan (daring), yakni video conference yang juga dihadiri oleh Kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna Faisal Firman di Jakarta.

Rendi dan 27 anak-anak Natuna yang ikut seleksi wawancara juga ikut menyaksikan pengumuman melalui daring. Jantung yang pada hari biasa berdetak dengan normal, pada Selasa (27/8/2024) menjadi lebih cepat, termasuk Rendi. Setelah namanya disebut, perlahan air matanya meleleh.

Mendapati pengumuman dan namanya dinyatakan lolos, rasa bahagia dan haru bercampur. Ia bahagia karena mimpinya untuk mengenyam pendidikan tinggi akan tergapai, namun kebahagiaan itu tidak bisa disaksikan oleh ibunya. Meskipun demikian, semua itu tidak mengurangi rasa syukurnya kepada Tuhan atas karunia beasiswa tersebut.

Rendi berpendapat bisa mendapatkan beasiswa kuliah di Uper merupakan anugerah. Sebab, selain biaya kuliah gratis, biaya hidup yang ditanggung membuat dirinya bisa menjadi lebuh fokus belajar, di tengah pendapatan orang tuanya yang sebagai nelayan yang tidak menentu.

Oleh karenanya Rendi bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Pemkab Natuna dan Pertamina, yang kedua lembaga itu merupakan representasi hadirnya negara untuk membantu rakyat. Kesungguhan dalam belajar dan meraih cita-cita merupakan salah satu bentuk terima kasih yang akan diberikan oleh Rendi dan kawan-kawan kepada pemerintah yang telah memberinya fasilitas dan kesempatan belajar.


IPK di atas 3.0

Berbekal tekad kuat dan bimbingan dari Pemerintah Kabupaten Natuna, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) para penerima beasiswa itu pada 2022-2023 mencapai di atas 3,0, bahkan ada yang mendapat predikat cumlude (pujian).

Capaian itu merupakan salah satu ucapan terima kasih mereka serta sebagai bukti bahwa kesempatan yang diberikan oleh pemerintah dengan beasiswa tidak disia-siakan.

Prestasi demikian membuat Pertamina tersentuh dan kembali memberikan beasiswa khusus melalui Pemkab Natuna untuk anak-anak asli setempat. Bahkan, anak-anak dari Natuna itu tidak jarang menjadi bintang di kampus karena prestasinya yang bagus.

Hal demikian juga menjadi pemacu semangat Pemkab Natuna untuk terus mencari peluang beasiswa untuk anak-anak Natuna lainnya.
Untuk memotivasi para mahasiswa penerima beasiswa, Pemkab Natuna selalu berkomunikasi dengan mereka, orang tuanya, hingga pihak kampus untuk memastikan anak-anak itu tidak tertekan atau menghadapi masalah dalam menjalani pendidikan.

Tujuan koordinasi itu untuk terus menjaga motivasi sekaligus memantau perkembangan mahasiswa. Tidak jarang para penerima beasiswa itu berkunjung ke kantor pemkab saat libur kuliah, termasuk pejabat Pemkab Natuna berkunjung ke asrama mahasiswa penerima beasiswa di Jakarta, sehingga komunikasi dan silaturahim tetap terjaga.

Selain itu, para penerima beasiswa juga selalu berkomunikasi untuk saling memotivasi agar IPK tetap bagus, sehingga tahun selanjutnya beasiswa kembali diberikan kepada adik-adik mereka. Beasiswa itu telah mewujudkan mimpi anak-anak Natuna untuk bekal meraih masa depan yang lebih baik.