Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya para pemuda menumbuhkan tiga pilar jati diri bangsa, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong sebagai kunci untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

"Tiga pilar karakter jati diri bangsa kita ini, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong, mari kita sadari betul adalah modal kita untuk memajukan bangsa dan negara ini," kata Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sejarawan: Pendidikan sejarah berperan tumbuhkan jati diri bangsa

Ia menekankan pemuda merupakan bagian dari gerakan nasional revolusi mental, yakni memulihkan, menghidupkan, serta merevitalisasi karakter dan jati diri bangsa. Hal itu tercermin dalam pidato Presiden Pertama RI Soekarno mengenai konsep Trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan.

"Kalau kita kembangkan lebih luas lagi turunannya, bagaimana bangsa ini untuk terus menghidupkan karakter integritas, etos kerja, dan juga tentunya gotong royong," imbuhnya.

Sebagai refleksi, Warsito menceritakan kembali bagaimana perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu dalam mencapai kemerdekaan dengan menjunjung tinggi integritas serta melibatkan berbagai lapisan masyarakat yang mencerminkan nilai gotong royong.

Oleh karena itu, Warsito mengajak para pemuda untuk menjadi teladan dan agen perubahan untuk menumbuhkan karakter integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam masyarakat guna menghadapi tantangan perubahan zaman yang penuh ketidakpastian.

Salah satunya, dapat diterapkan melalui kampanye dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika.

Baca juga: Boy Rafli: Budaya membentuk jati diri bangsa

Baca juga: Presiden ajak masyarakat kembalikan jati diri bangsa


Ia mendorong generasi muda untuk membangun jejaring guna menciptakan ruang diskusi positif serta mengembangkan inovasi dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di masyarakat, terutama untuk daerah-daerah dengan tingkat prevalensi yang tinggi.

"Saya mengajak kita semua untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi serta aktif sebagai kader anti-narkoba," katanya.