Jakarta (ANTARA) - PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), siap membangun jaringan gas (jargas) rumah tangga secara nasional agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maupun negara termasuk mengurangi subsidi energi.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan PGN menyadari bahwa rantai bisnis pengembangan jargas cukup panjang, sehingga membutuhkan kerja gotong royong yang sinergis agar jargas bisa optimal memberikan manfaat kepada masyarakat.

Menurut dia, pengembangan jargas PGN juga sejalan Asta Cita pemerintah khususnya dalam upaya swasembada energi sehingga keberlanjutan proyek akan terus dilakukan.

"Saat ini jumlah jargas yang dikelola oleh PGN sebanyak 820 ribu sambungan rumah (SR) atau setara dengan 84 ribu metrik ton LPG," sebutnya dalam kegiatan FGD Investortrust bertajuk "Gotong Royong Membangun Jargas".

Namun, lanjutnya, di sisi lain kapasitas infrastruktur yang telah dibangun oleh PGN sebenarnya telah melebihi dari jumlah rumah tangga atau komersial jargas yang sudah berlangganan.

Oleh karena itu, masih terbuka ruang yang cukup besar dalam pemanfaatan infrastruktur eksisting dalam meningkatkan jumlah pelanggan dan optimalisasi pasokan gas yang telah disediakan SKK Migas untuk jargas dan BBG.

Hal itu tentunya akan meningkatkan penyerapan volume gas bumi dan membantu mengurangi subsidi energi dalam pemakaian LPG subsidi.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman menilai salah satu cara yang diperlukan untuk pengembangan jargas yaitu dengan model terintegrasi antara industri dengan rumah tangga atau model kawasan industri serta mekanisme beyond pipeline khususnya badan usaha.

Sedangkan, Koordinator Pengaturan Akun, Tarif, dan Harga Gas Bumi Melalui Pipa BPH Migas Idham Baridwan mengatakan pihaknya mendukung pada sisi harga di rumah tangga dan pelanggan kecil dalam rangka mengembangkan pemanfaatan gas domestik.

"Namun tetap, infrastruktur adalah kunci, sehingga perlu gotong royong semua pihak, semua harus satu tujuan," imbuhnya.

Rosa menambahkan kolaborasi dan kontribusi semua pihak menjadi kunci serta orkestrasi dari perencanaan dan kebutuhan masyarakat menuju swasembada energi.

"PGN siap untuk menjalankan fungsi di rantai bisnis dan gotong royong penyaluran jargas," ujarnya.

Menurut Rosa, investasi untuk membangun jargas cukup besar.

Maka, salah satu konsep pembangunan yang dilakukan yaitu KPBU yang mana badan usaha menerima penugasan.

Di saat bersamaan dilakukan integrasi atau klasterisasi, sehingga biaya akan lebih efisien.

Insentif dari pemerintah dengan dasar hukum yang solid dalam konsep KPBU membuka peluang bagi seluruh badan usaha, baik BUMN maupun swasta untuk berkontribusi dalam program jargas.

Saat ini, PGN pun terus melakukan pemanfaatan sumber gas bumi untuk pengembangan jargas rumah tangga.

Pipa transmisi terus bertambah dan dilanjutkan pipa distribusi untuk penetrasi jargas ke rumah-rumah.

PGN juga melakukan konsep beyond pipeline, salah satunya CNG Clustering di Sleman, Yogyakarta.

Pada 2025, PGN menargetkan pembangunan jargas sebanyak 200 ribu, sehingga selama 2021-2025 PGN membangun tambahan jargas sebanyak 400.000 SR.

Rosa juga menyatakan kesiapan PGN untuk membangun infrastruktur jargas dengan rekanan sehingga bisa semakin terintegrasi.

"Ke depan arahnya adalah integrasi bersamaan dengan rencana pengembangan industri maupun komersial. Sejalan dengan itu, tetap memerlukan dukungan di antaranya untuk kemudahan perizinan, kepastian alokasi, dan pembangunan infrastruktur jargas sebagai bagian dari infrastruktur dasar perumahan atau hunian," katanya.

Baca juga: Bahlil sebut jargas perlu dibangun untuk tekan impor LPG
Baca juga: PGN upgrade aplikasi PGN Mobile untuk rumah tangga dan UMKM
Baca juga: Menteri Bahlil sebut Proyek Cisem II miliki TKDN pipa 100 persen