Jakarta (ANTARA) - Ketua Steering Committee Indocomtech Marsudi Wahyu Kusworo mengatakan, kemajuan kecerdasan buatan (artificial inteligence/AI) mampu mempermudah pekerjaan manusia dalam berbagai sektor kehidupan, sehingga dibutuhkan kesiapan SDM untuk mengisi peluang pekerjaan baru.

Ia memperkirakan dampak AI akan menggantikan 30 juta pekerjaan mesin pada 2030, namun di sisi lain mampu memunculkan 60 juta pekerjaan baru.

“Kewirausahaan pada dasarnya membutuhkan kreativitas yang tinggi tidak akan mudah tergantikan oleh robot pintar sekalipun. Justru dengan kreativitas ini semakin memberikan ruang bagi generasi muda dengan berbagai keahlian, kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi mengoptimalkan penggunaan AI,” kata Marsudi Wahyu Kusworo lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, guna mempersiapkan SDM untuk mengisi peluang 60 juta pekerjaan baru pada 2030 itu kehadiran pameran Indocomtech diharapkan mampu menjadi pemicu perkembangan teknologi informasi yang mampu menggerakkan semangat wirausaha generasi muda, karena kewirausahaan merupakan profesi yang tak dapat digantikan mesin atau AI.

Teknologi AI, lanjut dia, harus digunakan untuk memberikan nilai tambah yang nantinya dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga ekonomi digital Indonesia bisa berkelanjutan.

Pameran yang digelar 30 Oktober-3 November di ICE BSD ini akan menghadirkan strategi kolaborasi lintas sektor utnuk memastikan adopsi AI yang bertanggung jawab.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Apkomindo Indonesia (YAI) mengatakan, pameran dengan target 50.000 pengunjung ini bisa menjadi solusi generasi milenial dan Gen Z yang lekat dengan teknologi untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi.

Terlebih bila menilik data Dateportal pada 2023, terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia dengan penetrasi internet sebesar 77 persen, 167 juta pengguna media sosial dan 353 juta sambungan seluler aktif. Pemanfaatan AI di Indonesia pun diproyeksikan akan menyimpang sekitar 12 persen peningkatan PDB nasional atau sebesar 366 miliar dolar AS pada 2030 mendatang.

Baca juga: Airlangga: peluang Indonesia majukan semikonduktor dan AI di Asean

Baca juga: BRIN-universitas di Taiwan bahas interaksi manusia-AI pada era inovasi

Baca juga: Innovation Factory memperkuat startup berbasis AI di Indonesia