Program Kartini Tani Pupuk Indonesia mampu hasilkan padi organik
30 Oktober 2024 15:47 WIB
Kartini Tani PT Pupuk Indonesia (Persero) saat melakukan panen raya di lahan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/10/2024). ANTARA/HO-PT Pupuk Indonesia (Persero)
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki Program Kartini Tani Pupuk Indonesia yang mampu menghasilkan budidaya padi organik sebesar sembilan ton per hektare atau terdapat kenaikan sekitar 34 persen dibandingkan dengan masa panen sebelumnya di lahan agro eduwisata organik Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat.
Program yang juga sejalan dengan visi misi Presiden Prabowo Subianto yakni swasembada beras ini merupakan inisiatif PT Pupuk Indonesia yang juga memperkuat peran perempuan dalam sektor pertanian sehingga mendukung ketahanan pangan masyarakat.
“Kartini Tani di Mulyaharja ini mampu membuktikan peranan perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan hasil panen melalui skema pemberdayaan, kelompok perempuan di Mulyaharja didorong untuk memperluas penerapan pertanian berkelanjutan,” ujar Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia Tri Wahyudi lewat keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, di kawasan Mulyaharja pihaknya juga melakukan pembinaan serta pendampingan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciharashas bersama Perkumpulan Istri Karyawan (PIKA) untuk meningkatkan kompetensi soal budidaya pertanian organik, hidroponik dan tanaman hortikultura. Serta perpanjangan sertifikasi beras organik untuk mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing juga turut dibantu.
Tri Wahyudi menambahkan bahwa pengembangan produk budidaya pertanian berbasis organik di Mulyaharja yang dikenalkan sejak 3 Februari 2024 ini menggunakan pupuk NPK Phonska Alam yang terbuat dari bahan mineral alam yang dapat digunakan dalam sistem pertanian organik.
Baca juga: Pupuk Indonesia optimalkan penyaluran pupuk subsidi lewat rembuk tani
Baca juga: Pupuk Indonesia: Hasil pertanian meningkat dengan teknologi "PreciX"
Sementara itu, Ketua Umum PIKA Tata Rahmad Pribadi mengatakan Kartini Tani telah menyasar lima titik wilayah yang meliputi Mulyaharja-Bogor, Indramayu, Banyuasin, Banyuwangi dan Magelang yang dijalankan spesifik, sesuai dengan kebutuhan seperti komoditas buah naga, melon, cabai dan lainnya.
Menurutnya, peran perempuan dalam pertanian sangat krusial, terlebih jumlah petani perempuan mencapai 14,4 persen dari jumlah petani yang ada di Indonesia.
“Kartini Tani ini dirancang untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup penguatan kelembagaan, pengembangan agribisnis, peningkatan kompetensi, dan digitalisasi usaha pertanian secara berkelanjutan,” katanya,
Ketua KWT Ciharashas Umyati mengaku mendapatkan manfaat dengan bergabung Kartini Tani salah satunya meningkatkan taraf hidup keluarga, dengan ilmu yang didapatkan, pendapatan yang diperoleh dari budidaya padi organik semakin optimal.
"Kami itu tadinya hanya ibu-ibu rumah tangga. Sebelumnya wawasan kami seadanya, budidaya kami berasal dari turun-temurun orang tua. Setelah mengikuti pelatihan dari Kartini Tani banyak ilmu yang didapatkan, semakin optimal dalam pengendalian hama, bagaimana pangsa sangat yang baik," ujarnya.
Baca juga: Penyaluran pupuk subsidi di Cirebon capai 34 ribu ton hingga Oktober
Baca juga: Pupuk Indonesia terapkan teknologi presisi budidaya padi di Subang
Program yang juga sejalan dengan visi misi Presiden Prabowo Subianto yakni swasembada beras ini merupakan inisiatif PT Pupuk Indonesia yang juga memperkuat peran perempuan dalam sektor pertanian sehingga mendukung ketahanan pangan masyarakat.
“Kartini Tani di Mulyaharja ini mampu membuktikan peranan perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan hasil panen melalui skema pemberdayaan, kelompok perempuan di Mulyaharja didorong untuk memperluas penerapan pertanian berkelanjutan,” ujar Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia Tri Wahyudi lewat keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, di kawasan Mulyaharja pihaknya juga melakukan pembinaan serta pendampingan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciharashas bersama Perkumpulan Istri Karyawan (PIKA) untuk meningkatkan kompetensi soal budidaya pertanian organik, hidroponik dan tanaman hortikultura. Serta perpanjangan sertifikasi beras organik untuk mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing juga turut dibantu.
Tri Wahyudi menambahkan bahwa pengembangan produk budidaya pertanian berbasis organik di Mulyaharja yang dikenalkan sejak 3 Februari 2024 ini menggunakan pupuk NPK Phonska Alam yang terbuat dari bahan mineral alam yang dapat digunakan dalam sistem pertanian organik.
Baca juga: Pupuk Indonesia optimalkan penyaluran pupuk subsidi lewat rembuk tani
Baca juga: Pupuk Indonesia: Hasil pertanian meningkat dengan teknologi "PreciX"
Sementara itu, Ketua Umum PIKA Tata Rahmad Pribadi mengatakan Kartini Tani telah menyasar lima titik wilayah yang meliputi Mulyaharja-Bogor, Indramayu, Banyuasin, Banyuwangi dan Magelang yang dijalankan spesifik, sesuai dengan kebutuhan seperti komoditas buah naga, melon, cabai dan lainnya.
Menurutnya, peran perempuan dalam pertanian sangat krusial, terlebih jumlah petani perempuan mencapai 14,4 persen dari jumlah petani yang ada di Indonesia.
“Kartini Tani ini dirancang untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup penguatan kelembagaan, pengembangan agribisnis, peningkatan kompetensi, dan digitalisasi usaha pertanian secara berkelanjutan,” katanya,
Ketua KWT Ciharashas Umyati mengaku mendapatkan manfaat dengan bergabung Kartini Tani salah satunya meningkatkan taraf hidup keluarga, dengan ilmu yang didapatkan, pendapatan yang diperoleh dari budidaya padi organik semakin optimal.
"Kami itu tadinya hanya ibu-ibu rumah tangga. Sebelumnya wawasan kami seadanya, budidaya kami berasal dari turun-temurun orang tua. Setelah mengikuti pelatihan dari Kartini Tani banyak ilmu yang didapatkan, semakin optimal dalam pengendalian hama, bagaimana pangsa sangat yang baik," ujarnya.
Baca juga: Penyaluran pupuk subsidi di Cirebon capai 34 ribu ton hingga Oktober
Baca juga: Pupuk Indonesia terapkan teknologi presisi budidaya padi di Subang
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: