Singaraja, Bali (ANTARA) - Praktisi Pendidikan asal Kabupaten Buleleng, Bali, I Gede Fajar Dian Mahendra merekomendasikan penerapan metode belajar matematika Gasing (Gampang, Asik, dan Menyenangkan) pada satuan-satuan pendidikan di daerah itu. "Dengan pendekatan yang dinamis dan interaktif, Gasing diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam cara guru mengajar dan siswa belajar, khususnya dalam pelajaran matematika," kata I Gede Fajar Dian Mahendra di Kota Singaraja, Kamis.

Ia menceritakan latar belakang pengenalan metode ini dimulai dari inisiatif Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng yang mengirimkan sebanyak 32 guru mengikuti pelatihan intensif selama 15 hari di bawah bimbingan langsung dari para trainer nasional.

Metode ini memperkenalkan cara belajar yang lebih seru, penuh gerakan, dan berfokus pada kolaborasi antarsiswa, dimana mereka didorong untuk aktif bergerak dan berkomunikasi.

“Metode ini telah berhasil mengubah suasana kelas menjadi lebih hidup, para siswa yang biasanya pendiam kini lebih berani tampil, terlibat dalam permainan, dan aktif mengikuti pembelajaran," ujar Fajar.

Salah satu keunggulan Gasing adalah kemampuannya untuk merangsang 8C dalam diri siswa, yakni critical thinking, communication, compassion, dan computational logic.

Hal ini membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan karakter secara menyeluruh.

Meskipun Gasing awalnya dikembangkan untuk matematika, metodenya dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. Proses pembelajaran dalam metode Gasing dimulai dengan materi yang kongkret, kemudian abstrak, hingga tahap mencongak atau berpikir cepat. Tahapan-tahapan ini membantu siswa memahami materi secara mendalam.

Baca juga: Bukit Asam beri pelatihan metode gasing tingkatkan kemampuan numerasi
Baca juga: Tingkatkan mutu pendidikan, BRI ajak guru se-Kabupaten Banyuwangi ikuti Pelatihan Numerisasi Metode Gasing
Fajar mengakui bahwa tantangan penerapan metode itu tentu ada, terutama dalam memperkenalkan metode baru ini ke siswa yang sudah terbiasa dengan cara belajar lama. Namun, dengan antusiasme guru dan siswa, perubahan positif perlahan mulai terlihat.


Saat ini, metode Gasing telah diadopsi oleh lebih dari 400 sekolah di Buleleng, mencakup jenjang SD dan SMP, dengan 2.000 lebih guru yang ikut terlibat. Keberhasilan metode Gasing di Buleleng ini tidak lepas dari inovasi yang diterapkan oleh para pendidik.
"Inovasi sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan berinovasi, kita mampu membawa sesuatu yang baru, dan itu penting untuk menjaga semangat belajar siswa," imbuhnya.

Gasing di Buleleng telah menjadi simbol inovasi pendidikan yang melibatkan semua pihak, dari guru, siswa, hingga orang tua. Dukungan dari pemerintah Kabupaten Buleleng dan masyarakat juga sangat diharapkan agar metode ini terus berkembang.

"Harapannya, Buleleng bisa menjadi rumah pendidikan yang utuh, dengan Gasing sebagai salah satu inovasi yang membangkitkan semangat belajar anak-anak kita," pungkasnya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo menguji kepintaran siswa berhitung gasing
Baca juga: Kemenag targetkan 3 juta guru dan siswa jadi ahli matematika
Baca juga: Kemenag gandeng Prof Yohanes Surya terapkan Metode Gasing di madrasah