Dosen UNS riset teknologi pengisian baterai untuk motor listrik
30 Oktober 2024 14:48 WIB
Dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Fakhrina Fahma pada promosi doktor di UNS Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Fakhrina Fahma melakukan riset soal teknologi pengisian baterai Swappable Battery (SB) untuk motor listrik.
Fakhrina di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan saat ini di Indonesia sudah banyak beredar sepeda motor listrik dari berbagai merek, namun demikian sepeda motor listrik ini memiliki spesifikasi SB yang tidak sama.
Ia mengatakan pada akhirnya kondisi tersebut membuat pengguna kendaraan hanya bisa menukarkan SB di Battery Swapping Station (BSS) yang sesuai dengan merek masing-masing.
Baca juga: Apa itu swap baterai motor listrik dan bagaimana caranya?
Dari penelitian tersebut ia berhasil mengembangkan desain persyaratan pertukaran dan pengoperasian (interoperabilitas) antarmerek SB.
Pengembangan persyaratan interoperabilitas ini merupakan salah satu upaya dalam rekayasa rantai pasokan sepeda motor listrik pada tahap awal melalui kegiatan standardisasi.
Ia mengatakan persyaratan interoperabilitas perlu dikembangkan agar terjadi kolaborasi antarmerek SB pada proses pengisian daya.
Baca juga: Berapa kapasitas rata-rata baterai motor listrik di Indonesia?
Penelitian yang dilakukannya meliputi tegangan, konektor, arus, dan persyaratan keamanan baterai. Harapannya upaya ini dapat memudahkan pengguna dalam menukar baterai di mana saja tanpa terbatas oleh merek kendaraan.
"Ini akan mengurangi kecemasan konsumen terhadap ketersediaan energi dan mendorong adopsi kendaraan listrik lebih luas," kata Fakhrina yang berhasil meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Teknik Industri UNS Solo ini.
Penelitian tersebut dituangkan pada artikel ilmiah berjudul "Pengembangan Persyaratan Interoperabilitas Berbasis Teknologi Pada Electric Motorcycle Swappable Battery di Era Digital Supply Chain".
Baca juga: Populix : 65 persen pengguna EV khawatir sisa baterai saat berkendara
Fakhrina di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan saat ini di Indonesia sudah banyak beredar sepeda motor listrik dari berbagai merek, namun demikian sepeda motor listrik ini memiliki spesifikasi SB yang tidak sama.
Ia mengatakan pada akhirnya kondisi tersebut membuat pengguna kendaraan hanya bisa menukarkan SB di Battery Swapping Station (BSS) yang sesuai dengan merek masing-masing.
Baca juga: Apa itu swap baterai motor listrik dan bagaimana caranya?
Dari penelitian tersebut ia berhasil mengembangkan desain persyaratan pertukaran dan pengoperasian (interoperabilitas) antarmerek SB.
Pengembangan persyaratan interoperabilitas ini merupakan salah satu upaya dalam rekayasa rantai pasokan sepeda motor listrik pada tahap awal melalui kegiatan standardisasi.
Ia mengatakan persyaratan interoperabilitas perlu dikembangkan agar terjadi kolaborasi antarmerek SB pada proses pengisian daya.
Baca juga: Berapa kapasitas rata-rata baterai motor listrik di Indonesia?
Penelitian yang dilakukannya meliputi tegangan, konektor, arus, dan persyaratan keamanan baterai. Harapannya upaya ini dapat memudahkan pengguna dalam menukar baterai di mana saja tanpa terbatas oleh merek kendaraan.
"Ini akan mengurangi kecemasan konsumen terhadap ketersediaan energi dan mendorong adopsi kendaraan listrik lebih luas," kata Fakhrina yang berhasil meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Teknik Industri UNS Solo ini.
Penelitian tersebut dituangkan pada artikel ilmiah berjudul "Pengembangan Persyaratan Interoperabilitas Berbasis Teknologi Pada Electric Motorcycle Swappable Battery di Era Digital Supply Chain".
Baca juga: Populix : 65 persen pengguna EV khawatir sisa baterai saat berkendara
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: