BRIN-universitas di Taiwan bahas interaksi manusia-AI pada era inovasi
30 Oktober 2024 13:13 WIB
Kegiatan diskusi Dengan topik “New Genesis: The Future Human-Computer Interaction in the Computing Information Era Relies on AI-Powered Innovation and Mindset” antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknik, National Dong-Hwa University Taiwan, Prof. Wu-Yuin Hwang (ANTARA/HO-BRIN)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dong-Hwa University Taiwan membahas interaksi antara manusia dengan kecerdasan buatan (AI) pada era inovasi ini.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN Budi Prawara melalui keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya menghadirkan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknik Dong-Hwa University Prof Wu-Yuin Hwang untuk berbagi pengalaman dan wawasannya di bidang AI.
"Kami berharap adanya kolaborasi yang dapat dikembangkan ke depannya, tidak hanya di PRSDI (Pusat Riset Sains Data dan Informasi), tetapi juga di BRIN serta dapat membuat penelitian baru yang menarik dan membantu pengembangan kemajuan riset interaksi manusia dan komputer pada masa mendatang," kata Budi.
Budi menilai AI telah mengubah cara manusia berinteraksi dengan komputer dan mendorong cara-cara berpikir baru, sehingga kolaborasi riset di bidangnya menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Baca juga: Kemenkumham: Perlindungan KI dukung inovasi di tengah perkembangan AI
Dalam paparannya, Wu-Yuin Hwang yang juga Profesor di Graduate Institute of Network Learning Technology, National Central University (UCN), menjelaskan terkait penelitian yang tengah ia jalani.
"Big data memiliki arti data yang sangat besar. Namun jika berbicara terkait big education, maka interaksinya lebih besar, berarti kita akan mempertimbangkan aspek lain," kata Hwang.
Hwang menyebut interaksi manusia dengan AI pada masa datang akan melibatkan interaksi mesin yang berinteraksi dengan mesin. "Sehingga dalam interaksi aktif ini, tidak hanya manusia berinteraksi dengan mesin, namun mesin juga bisa berinteraksi dengan manusia," lanjutnya.
Baca juga: BRIN-BPOM kaji optimalisasi registrasi pangan berbasis teknologi AI
Lebih lanjut Hwang menjelaskan dalam hal ini ada tiga jenis interaksi, pertama support AI, kedua partner AI, dan terakhir adalah print AI.
"Contohnya seperti framework edukasi X. Semua hal, baik yang fisikal atau digital, objek dapat memiliki kesempatan seperti manusia, karena semuanya memiliki pengetahuan sendiri dengan AI," ungkapnya.
Sebagai penutup Hwang menekankan untuk mencapai pembelajaran seumur hidup, semuanya bisa saling belajar dan mengedukasi satu sama lain, di mana AI juga bisa menjadi teman dan pembelajaran bagi manusia. Hwang menyebut pendekatan ini sebagai genesis baru.
Baca juga: Kecerdasan buatan untuk dunia pertanian
Baca juga: BRIN sebut Indonesia punya SDM hebat untuk kembangkan AI
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN Budi Prawara melalui keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya menghadirkan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknik Dong-Hwa University Prof Wu-Yuin Hwang untuk berbagi pengalaman dan wawasannya di bidang AI.
"Kami berharap adanya kolaborasi yang dapat dikembangkan ke depannya, tidak hanya di PRSDI (Pusat Riset Sains Data dan Informasi), tetapi juga di BRIN serta dapat membuat penelitian baru yang menarik dan membantu pengembangan kemajuan riset interaksi manusia dan komputer pada masa mendatang," kata Budi.
Budi menilai AI telah mengubah cara manusia berinteraksi dengan komputer dan mendorong cara-cara berpikir baru, sehingga kolaborasi riset di bidangnya menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Baca juga: Kemenkumham: Perlindungan KI dukung inovasi di tengah perkembangan AI
Dalam paparannya, Wu-Yuin Hwang yang juga Profesor di Graduate Institute of Network Learning Technology, National Central University (UCN), menjelaskan terkait penelitian yang tengah ia jalani.
"Big data memiliki arti data yang sangat besar. Namun jika berbicara terkait big education, maka interaksinya lebih besar, berarti kita akan mempertimbangkan aspek lain," kata Hwang.
Hwang menyebut interaksi manusia dengan AI pada masa datang akan melibatkan interaksi mesin yang berinteraksi dengan mesin. "Sehingga dalam interaksi aktif ini, tidak hanya manusia berinteraksi dengan mesin, namun mesin juga bisa berinteraksi dengan manusia," lanjutnya.
Baca juga: BRIN-BPOM kaji optimalisasi registrasi pangan berbasis teknologi AI
Lebih lanjut Hwang menjelaskan dalam hal ini ada tiga jenis interaksi, pertama support AI, kedua partner AI, dan terakhir adalah print AI.
"Contohnya seperti framework edukasi X. Semua hal, baik yang fisikal atau digital, objek dapat memiliki kesempatan seperti manusia, karena semuanya memiliki pengetahuan sendiri dengan AI," ungkapnya.
Sebagai penutup Hwang menekankan untuk mencapai pembelajaran seumur hidup, semuanya bisa saling belajar dan mengedukasi satu sama lain, di mana AI juga bisa menjadi teman dan pembelajaran bagi manusia. Hwang menyebut pendekatan ini sebagai genesis baru.
Baca juga: Kecerdasan buatan untuk dunia pertanian
Baca juga: BRIN sebut Indonesia punya SDM hebat untuk kembangkan AI
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: