Manokwari (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, menghadirkan lima orang panelis pada pelaksanaan debat publik Pilkada 2024 perdana bagi dua pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Pegunungan Arfak yaitu Marinus Mandacan-Daniel Mandacan (MADAN) dan Dominggus Saiba-Andy Salabai (DOMAN).

Ketua KPU Pegunungan Arfak Yosak Saroi di Manokwari, Rabu, mengatakan empat panelis berasal dari kalangan akademisi dan satu panelis merupakan kalangan profesional bidang demokrasi guna menguji gagasan masing-masing pasangan calon bupati-wakil.

Lima panelis tersebut yakni Prof Dr Roberth KH Hammar dan Dr Henrikus Renjaan dari Universitas Caritas Indonesia, kemudian Dr Selvi Tebay dan Dr Jan Pelarius Tata dari Universitas Papua.

"Lalu satu panelis lagi adalah Amus Atkana, Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia Papua Barat/Papua Barat Daya," kata Yosak.

Dia menjelaskan bahwa penyelenggaraan debat publik untuk kedua pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Pegunungan Arfak periode 2024-2029 berlangsung sebanyak dua kali di salah satu hotel di Manokwari, yang dimulai sejak 30-31 Oktober 2024.

Penentuan tema debat publik "Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Pelayanan Prima Menuju Kabupaten Pegunungan Arfak yang Maju, Adil, dan Sejahtera" merujuk pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 17 Tahun 2024.

"Kenapa kami lakukan di Manokwari, karena kondisi geografis di Pegunungan Arfak tidak memungkinkan, apalagi kualitas jaringan internet untuk siaran langsung televisi," ujar Yosak.

Ia menegaskan total peserta atau simpatisan dari masing-masing pasangan calon bupati-wakil yang diperbolehkan mengikuti pelaksanaan debat publik di dalam gedung sebanyak 100 orang dilengkapi dengan kartu identitas yang telah dibagikan.

Simpatisan tidak lagi diperkenankan untuk masuk ke dalam ruangan apabila debat publik kedua pasangan calon bupati-wakil bupati sudah berlangsung beberapa menit, sehingga petugas akan mengarahkan simpatisan mengikuti debat dari layar monitor di luar gedung.

"Kalau datang terlambat, sudah tidak bisa masuk karena acara sudah mulai jadi mereka bisa nonton dari layar monitor di tenda yang ada di luar gedung," ucap Yosak.

Ia berpesan agar kedua pasangan calon bupati-wakil bupati yang merupakan putra asli Pegunungan Arfak saling menghargai perbedaan pendapat, ide, maupun gagasan saat disampaikan dalam forum debat publik selama dua hari di Manokwari.

Perbedaan tersebut merupakan hal lumrah sehingga kedua pasangan calon, partai politik pendukung, dan para simpatisan diharapkan dapat menjaga tata tertib selama debat hingga pelaksanaan pemungutan suara pada 27 November 2024.

"Tidak ada suku lain yang maju di Pegunungan Arfak. Kedua pasangan calon itu putra terbaik, jadi kami harap perbedaan pendapat tidak menimbulkan efek negatif. Kita semua bersaudara, mari kita jaga kedamaian Suku Arfak," pesan Yosak.

Sebagai informasi, pelaksanaan debat publik perdana dijaga ketat oleh 260 personel gabungan dari Polda Papua Barat, Polresta Manokwari, dan Polres Pegunungan Arfak.

Pengamanan juga dipertebal dengan kehadiran 30 personel Gegana Satbrimob Polda Papua Barat, guna menjamin kelancaran dan keamanan selama penyelenggaraan debat publik perdana tersebut.