Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono (RSPON) Anggita Marlida Septiani S Gz mengingatkan penyintas stroke untuk menjaga pola makan yang sehat guna mencegah terjadinya stroke berulang.

"Orang yang sebelumnya sudah stroke, bisa berulang. Makanya kita menjaga untuk mengontrol tensi tetap normal, gula darah terkontrol, profil lipid tetap terkontrol jadi itu yang terpenting," kata Anggita dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, cara mencegah terjadinya stroke berulang yakni dengan mengendalikan faktor risikonya, salah satunya melalui menerapkan pola makan sehat seperti menghindari konsumsi gula dan lemak secara berlebihan.

Anggita menekankan, menghindari makanan mengandung gula dan lemak bukan berarti tidak mengonsumsinya sama sekali, tetapi lebih baik apabila kadarnya dikurangi.

"Bukan berarti tidak boleh pakai garam, tidak boleh pakai gula, tapi dalam batas normal," ujarnya.

Ia juga menganjurkan untuk menghindari makanan berpengawet, makanan cepat saji, serta minuman-minuman kekinian yang memiliki kadar lemak serta gula yang tinggi dan beralih ke makanan-makanan yang tidak banyak diproses atau real food seperti daging yang dimasak tanpa bahan pengawet atau penambah rasa buatan.

"Kita harus punya mindset bahwa makan itu bukan hanya untuk kenikmatan dalam mulut tapi juga kebutuhan untuk tubuh kita," imbuhnya.

Diketahui, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudhi Pramono menyebutkan 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, hingga kurang aktivitas fisik.

"Sebenarnya 90 persen kejadian stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol," kata Yudhi.

Yudhi menerangkan bahwa Kemenkes mendorong kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan saat hari ulang tahun setiap penduduk sebagai langkah pencegahan peningkatan prevalensi kasus stroke di Indonesia.

"Di dalamnya ada skrining baik kolesterol kemudian profil lipid yang nanti juga untuk mengantisipasi terjadinya stroke," katanya.