30.000 orang tinggalkan Suriah Timur
7 Juli 2014 12:19 WIB
Ilustrasi. Anggota Pasukan Operasi Khusus Irak mengambil posisi saat bentrok dengan kelompok Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) yang terkait dengan Al-Qaeda di Ramadi, Irak, Kamis (19/6). (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/ox/14.)
Damaskus (ANTARA News) - Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL), kelompok sempalan Al Qaida, telah membuat sebanyak 30.000 orang mengungsi dari satu kota kecil di Suriah Timur setelah merebut kota itu belum lama ini, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, Minggu (6/7).
Warga sipil itu dipaksa meninggalkan rumah mereka pada akhir pekan dan mengungsi ke daerah yang berdekatan di Provinsi Deir Az-Zour, kata laporan tersebut.
Shahel, kota kecil di pinggiran provinsi penghasil minyak Deir Az-Zour di Suriah Timur, adalah kubu Front An-Nusra, yang memiliki kaitan dengan Al Qaida dan telah terlibat bentrokan melawan ISIL.
Front An-Nusra mundur dari Shahel setelah banyak kelompok gerilyawan di sana menjanjikan kesetiaan buat ISIL.
Sementara itu, hampir separuh ladang minyak di Provinsi Deir Az-Zour telah jatuh ke dalam kekuasaan ISIL, kecuali satu ladang minyak di pinggirannya, kata laporan tersebut, demikian laporan Xinhua.
ISIL belum lama ini telah memproklamasikan "Kekhalifahan Islam" --yang mencakup Suriah dan Irak, dan mengubah namanya menjadi "Negara Islam".
Kelompok tersebut --yang dipimpin oleh Abu Bakr Al-Baghdadi, yang mengomandani puluhan ribu petempur-- mengatakan tujuan mereka ialah mendirikan Negara Islam di Irak dan Suriah untuk memerangi Pemerintah Syiah Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki dan Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Jabatan senior pemerintah Bashar diisi oleh tokoh minoritas Alawi, sebuah cabang kelompok Syiah.
Sementara itu sebanyak sembilan orang tewas oleh gerilyawan fanatik di Provinsi Daraa, Suriah Selatan, demikian laporan radio pro-pemerintah Sham FM pada Minggu.
Front An-Nusra membunuh sembilan orang dari keluarga yang sama setelah menculik mereka di Provinsi Daraa, kata laporan itu, tanpa memberi perincian lebih lanjut.
Front An-Nusra saat ini menguasai beberapa daerah di Daraa, tempat konflik tiga tahun di negeri tersebut pertama kali meletus.
Sejauh ini, lebih dari 100.000 orang tewas, sementara jutaan orang lagi dipaksa meninggalkan rumah mereka.
Baru-baru ini, bentrokan antara tentara pemerintah dan Front An-Nusra sering terjadi di Kota Nawa, yang menghubungkan Daraa dengan Provinsi Qunaitera di Suriah Selatan, dekat Dataran Tinggi Golan.
(Uu.C003)
Warga sipil itu dipaksa meninggalkan rumah mereka pada akhir pekan dan mengungsi ke daerah yang berdekatan di Provinsi Deir Az-Zour, kata laporan tersebut.
Shahel, kota kecil di pinggiran provinsi penghasil minyak Deir Az-Zour di Suriah Timur, adalah kubu Front An-Nusra, yang memiliki kaitan dengan Al Qaida dan telah terlibat bentrokan melawan ISIL.
Front An-Nusra mundur dari Shahel setelah banyak kelompok gerilyawan di sana menjanjikan kesetiaan buat ISIL.
Sementara itu, hampir separuh ladang minyak di Provinsi Deir Az-Zour telah jatuh ke dalam kekuasaan ISIL, kecuali satu ladang minyak di pinggirannya, kata laporan tersebut, demikian laporan Xinhua.
ISIL belum lama ini telah memproklamasikan "Kekhalifahan Islam" --yang mencakup Suriah dan Irak, dan mengubah namanya menjadi "Negara Islam".
Kelompok tersebut --yang dipimpin oleh Abu Bakr Al-Baghdadi, yang mengomandani puluhan ribu petempur-- mengatakan tujuan mereka ialah mendirikan Negara Islam di Irak dan Suriah untuk memerangi Pemerintah Syiah Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki dan Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Jabatan senior pemerintah Bashar diisi oleh tokoh minoritas Alawi, sebuah cabang kelompok Syiah.
Sementara itu sebanyak sembilan orang tewas oleh gerilyawan fanatik di Provinsi Daraa, Suriah Selatan, demikian laporan radio pro-pemerintah Sham FM pada Minggu.
Front An-Nusra membunuh sembilan orang dari keluarga yang sama setelah menculik mereka di Provinsi Daraa, kata laporan itu, tanpa memberi perincian lebih lanjut.
Front An-Nusra saat ini menguasai beberapa daerah di Daraa, tempat konflik tiga tahun di negeri tersebut pertama kali meletus.
Sejauh ini, lebih dari 100.000 orang tewas, sementara jutaan orang lagi dipaksa meninggalkan rumah mereka.
Baru-baru ini, bentrokan antara tentara pemerintah dan Front An-Nusra sering terjadi di Kota Nawa, yang menghubungkan Daraa dengan Provinsi Qunaitera di Suriah Selatan, dekat Dataran Tinggi Golan.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: