APDI & PT TDC harap pemerintah sempurnakan ekosistem transaksi digital
29 Oktober 2024 09:50 WIB
Karyawan berada di dekat layar yang menampilkan sejumlah logo aplikasi perbankan seluler di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi perbankan digital (digital banking) tumbuh sebesar 34,43 persen year on year (yoy) pada triwulan III-2024, atau tercatat sebanyak 5.666,28 juta transaksi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) berharap, dengan adanya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada pemerintahan Prabowo-Gibran, semakin dapat menyempurnakan ekosistem transaksi digital.
"Harapan kami dengan adanya kementerian yakni Kementerian Komunikasi dan Digital pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat meng-upgrade sistem transaksi digital dengan beragam kemudahan yang manfaatnya diterima oleh para pedagang khusus pelaku usaha di pasar tradisional," kata Sekretaris APDI DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
APDI dan PT TDC melihat perkembangan transaksi digital di sektor perdagangan pangan dalam pasar tradisional memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli.
Mufti menekankan, pentingnya meningkatkan ekosistem transaksi digital. Sebab, saat ini terjadi deflasi harga pangan tentu geliat transaksi di pasar tradisional mengalami penurunan omzet yang cukup drastis.
Di sisi lain, Mufti menilai para pedagang turut menyambut baik penggunaan QRIS.
"Penggunaan QRIS yang digalakkan pemerintah tentu kami menyambut baik transformasi transaksi dari tunai ke digital tersebut namun harus dibarengi dengan keinginan sungguh sungguh dari pemerintah itu sendiri," ujar Mufti.
Selain itu, pemerintah juga perlu melibatkan semua pihak sehingga ekosistem dapat tercipta dan memudahkan sistem transaksi perpasaran.
"Semoga pemerintah dengan mengajak semua stakeholder pangan dan instansi terkait melakukan sosialisasi dan informasi teknologi pembayaran digital yang melibatkan semua pihak," tambah Mufti.
Pelibatan itu, lanjut khususnya kepada para pelaku pasar dan UMKM di pasar pasar tradisional karena banyak pelaku usaha yang mempunyai keterbatasan dalam hal penggunaan transaksi digital.
Direktur Utama PT TDC Indra yang merupakan perusahaan keuangan digital menegaskan ekosistem digital harus terus ditingkatkan baik dari manusianya, bisnisnya dan sistemnya.
“Tiga komponen tonggak berkembangnya ekosistem digital. Karena itu ketiganya harus saling terhubung, membangun satu kesatuan yang terhubung dalam satu teknologi. Tapi teknologi yang dibangun harus juga mudah, efektif, dan minim cost,” ujarnya.
Ia mencontohkan perdagangan daging di pasar. Transaksi jual beli yang selama ini manual, bisa dialihkan menjadi transaksi digital. Dengan syarat, system digital yang disediakan menyediakan fitur yang membantu mempermudah transaksi.
Kemudian ia mencontohkan fitur Kasirku di aplikasi milik perusahaannya, Posku Lite yang merupakan fitur utama untuk berjualan.
Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Sehingga, pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.
Terkait dengan kemudahan laporan keuangan (cash flow), Indra mengatakan Fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan, harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Data setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna untuk meninjau kembali aktivitas penjualannya dengan muda. Ia mengatakan kelebihan system Posku Lite adalah berbasis android yang menekankan pada kecepatan dan kemudahan dari sisi pengguna.
Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan.
Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.
“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah penggunaannya dan gratis, pasti diminati masyarakat. Transaksi digital itu suatu keniscayaan, suka atau tidak, putaran ekonomi Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.
Baca juga: TDC sebut pembayaran digital bantu pencatatan keuangan UMKM
Baca juga: Praktisi soroti pedagang dan merchant yang menolak uang tunai
"Harapan kami dengan adanya kementerian yakni Kementerian Komunikasi dan Digital pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat meng-upgrade sistem transaksi digital dengan beragam kemudahan yang manfaatnya diterima oleh para pedagang khusus pelaku usaha di pasar tradisional," kata Sekretaris APDI DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
APDI dan PT TDC melihat perkembangan transaksi digital di sektor perdagangan pangan dalam pasar tradisional memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli.
Mufti menekankan, pentingnya meningkatkan ekosistem transaksi digital. Sebab, saat ini terjadi deflasi harga pangan tentu geliat transaksi di pasar tradisional mengalami penurunan omzet yang cukup drastis.
Di sisi lain, Mufti menilai para pedagang turut menyambut baik penggunaan QRIS.
"Penggunaan QRIS yang digalakkan pemerintah tentu kami menyambut baik transformasi transaksi dari tunai ke digital tersebut namun harus dibarengi dengan keinginan sungguh sungguh dari pemerintah itu sendiri," ujar Mufti.
Selain itu, pemerintah juga perlu melibatkan semua pihak sehingga ekosistem dapat tercipta dan memudahkan sistem transaksi perpasaran.
"Semoga pemerintah dengan mengajak semua stakeholder pangan dan instansi terkait melakukan sosialisasi dan informasi teknologi pembayaran digital yang melibatkan semua pihak," tambah Mufti.
Pelibatan itu, lanjut khususnya kepada para pelaku pasar dan UMKM di pasar pasar tradisional karena banyak pelaku usaha yang mempunyai keterbatasan dalam hal penggunaan transaksi digital.
Direktur Utama PT TDC Indra yang merupakan perusahaan keuangan digital menegaskan ekosistem digital harus terus ditingkatkan baik dari manusianya, bisnisnya dan sistemnya.
“Tiga komponen tonggak berkembangnya ekosistem digital. Karena itu ketiganya harus saling terhubung, membangun satu kesatuan yang terhubung dalam satu teknologi. Tapi teknologi yang dibangun harus juga mudah, efektif, dan minim cost,” ujarnya.
Ia mencontohkan perdagangan daging di pasar. Transaksi jual beli yang selama ini manual, bisa dialihkan menjadi transaksi digital. Dengan syarat, system digital yang disediakan menyediakan fitur yang membantu mempermudah transaksi.
Kemudian ia mencontohkan fitur Kasirku di aplikasi milik perusahaannya, Posku Lite yang merupakan fitur utama untuk berjualan.
Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Sehingga, pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.
Terkait dengan kemudahan laporan keuangan (cash flow), Indra mengatakan Fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan, harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Data setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna untuk meninjau kembali aktivitas penjualannya dengan muda. Ia mengatakan kelebihan system Posku Lite adalah berbasis android yang menekankan pada kecepatan dan kemudahan dari sisi pengguna.
Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan.
Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.
“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah penggunaannya dan gratis, pasti diminati masyarakat. Transaksi digital itu suatu keniscayaan, suka atau tidak, putaran ekonomi Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.
Baca juga: TDC sebut pembayaran digital bantu pencatatan keuangan UMKM
Baca juga: Praktisi soroti pedagang dan merchant yang menolak uang tunai
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: