Rupiah turun seiring pasar amati perkembangan situasi di Timur Tengah
29 Oktober 2024 09:27 WIB
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa/am.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, dibuka turun sering pasar mengamati perkembangan situasi ketegangan di Timur Tengah.
Pada awal perdagangan Selasa, rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.724 per dolar AS.
“Pasar masih menunggu kelanjutan situasi di Timur Tengah pasca Israel menyerang Iran dan negara lainnya. Potensi eskalasi ketegangan masih terbuka,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Selain itu, pasar juga masih mengantisipasi kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pekan depan di mana Trump bisa kembali memicu perang dagang dan memberikan sentimen negatif ke perekonomian global sehingga dolar AS pun menjadi alternatif aset aman.
“Pagi ini indeks dolar AS masih di atas level 104 yang artinya dolar AS masih relatif kuat dibandingkan nilai tukar lainnya,” ujar Ariston.
Pasar juga masih menunggu serangkaian data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini di mana data tersebut bisa menjadi indikator kesehatan ekonomi AS.
“Data yang lebih positif bisa mendorong penguatan dolar AS lagi karena mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” tuturnya.
Ariston menuturkan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.760 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.670 per dolar AS hari ini.
Baca juga: Pefindo proyeksi penerbitan obligasi korporasi Rp132 triliun di 2024
Baca juga: BI pastikan ketersediaan rupiah layak edar di Pulau Geser, Maluku
Baca juga: Rupiah melemah dipengaruhi ketegangan Israel dan Iran
Pada awal perdagangan Selasa, rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.724 per dolar AS.
“Pasar masih menunggu kelanjutan situasi di Timur Tengah pasca Israel menyerang Iran dan negara lainnya. Potensi eskalasi ketegangan masih terbuka,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Selain itu, pasar juga masih mengantisipasi kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pekan depan di mana Trump bisa kembali memicu perang dagang dan memberikan sentimen negatif ke perekonomian global sehingga dolar AS pun menjadi alternatif aset aman.
“Pagi ini indeks dolar AS masih di atas level 104 yang artinya dolar AS masih relatif kuat dibandingkan nilai tukar lainnya,” ujar Ariston.
Pasar juga masih menunggu serangkaian data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini di mana data tersebut bisa menjadi indikator kesehatan ekonomi AS.
“Data yang lebih positif bisa mendorong penguatan dolar AS lagi karena mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” tuturnya.
Ariston menuturkan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.760 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.670 per dolar AS hari ini.
Baca juga: Pefindo proyeksi penerbitan obligasi korporasi Rp132 triliun di 2024
Baca juga: BI pastikan ketersediaan rupiah layak edar di Pulau Geser, Maluku
Baca juga: Rupiah melemah dipengaruhi ketegangan Israel dan Iran
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: