Banda Aceh (ANTARA) - Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) sepanjang tahun ini telah melepasliarkan sekitar 1.000 ekor tukik atau anak penyu ke laut di kawasan pantai Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar dalam upaya menjaga kelestarian serta keseimbangan ekosistem laut.

"Kemarin (27/10) baru kita lepaskan 62 ekor, jadi selama ini ada sekitar 1.000 ekor tukik yang sudah kita lepas liarkan," kata Sekretaris LEPA, Fauzi, di Aceh Besar, Senin.

Tukik yang dilepasliarkan didominasi oleh jenis tukik hijau (Chelonia mydas), tukik lekang (Lepidochelys olivacea), dan belimbing (Dermochelis coriaceae).

Ia menjelaskan pelepasan tukik ini merupakan salah satu langkah LEPA untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan biota laut.

Tukik yang dilepasliarkan tersebut merupakan hasil penangkaran yang dilakukan di kawasan pantai Gugob, Pulo Aceh. Beberapa hari setelah menetas, anak penyu itu langsung dilepaskan ke laut sebagai habitatnya.

Kata Fauzi, telur penyu tersebut didapatkan dari hasil patroli anggota LEPA serta sumbangan dari masyarakat Pulo Aceh, sebagai bentuk kontribusi masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Ia tak menepis bahwa masih ada masyarakat sekitar yang berburu telur penyu untuk diperjualbelikan secara turun temurun. Kendati demikian, jumlah mereka sudah jauh berkurang dibanding sebelum-sebelumnya.

"Mereka memberikan secara gratis (untuk konservasi) dengan jumlah seikhlas mereka. Kadang dari 50 yang mereka dapat, disumbang 20-30 butir," ujarnya.

Ia menambahkan, LEPA sudah bergerak dalam konservasi penyu sejak 2015. Namun, secara legalitas baru terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM pada 2017.

Selain konservasi penyu, LEPA juga merupakan kelompok lembaga ekowisata, yang salah satunya menawarkan bentuk atraksi wisata pelepasan tukik.

"LEPA punya event juga open trip ke Pulo Aceh untuk pelepasan tukik, salah satu kegiatan rutin setiap tahun, bisa dua atau tiga kali setahun," ujarnya.

Menurut Fauzi, paket ekowisata tersebut juga menjadi salah satu cara yang ditawarkan kepada masyarakat untuk terus mengurangi perburuan telur penyu untuk konsumsi.

"Jadi kalau warga menjual satu telur penyu misalnya Rp5 ribu, tapi kalau kita lepas ramai-ramai, bisa kita buka paket wisata sehingga banyak menguntungkan dengan adanya ekowisata," ujarnya.

Baca juga: Ratusan tukik dilepasliarkan di Pantai Sodong Cilacap
Baca juga: Bhayangkari taman mangrove dan lepas tukik di perbatasan RI-Malaysia