Istanbul (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan akan memimpin reformasi besar-besaran Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, serta bakal melanjutkan pemerintahan.

Dalam pemilu dipercepat yang diadakan pada Minggu (27/10), partai yang hampir terus-menerus memerintah Jepang sejak 1955 itu kalah di tengah skandal pendanaan politik yang dihadapinya.

LDP dan mitra koalisinya, Partai Komeito, memenangi 215 kursi atau kurang dari 233 kursi yang dibutuhkan untuk anggota mayoritas di majelis rendah parlemen yang beranggotakan 465 kursi.

Ishiba, dalam sebuah konferensi pers di Tokyo pada Senin, menganggap hasil pemilu itu sebagai "putusan keras dari para pemilih".

Mengenai pembentukan pemerintahan baru, Ishiba mengindikasikan bahwa LDP akan terlibat dalam negosiasi baik di dalam partai maupun dengan kelompok oposisi untuk mendapatkan dukungan yang cukup guna membentuk pemerintahan.

Ia menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan partai-partai oposisi mengenai isu-isu kebijakan tertentu, yang mengisyaratkan bahwa LDP mungkin akan mencari dukungan dari luar untuk membentuk kabinet baru, yang harus dibentuk dalam waktu satu bulan setelah hari pemilihan.

Ketika ditanya apakah ia harus mengundurkan diri untuk bertanggung jawab atas kekalahan bersejarah LDP, Ishiba mengatakan dirinya akan tetap fokus pada penanganan tantangan keamanan dan lesunya ekonomi Jepang.

Hasil pemilu cepat menandai perubahan signifikan dalam politik Jepang, yang mengakhiri dominasi LDP sejak 2009.

Partai oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ), memperoleh 148 kursi, membuat kemajuan substansial.

Partai Inovasi Jepang muncul sebagai partai terbesar ketiga dengan 38 kursi, diikuti oleh Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) dengan 28 kursi.

Partai-partai yang lebih kecil, termasuk Reiwa Shinsengumi dengan sembilan kursi dan Partai Komunis Jepang dengan delapan kursi, membagi kursi yang tersisa, sementara partai independen mengklaim 12 kursi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jepang desak negara G20 mendukung reformasi PBB dan WTO
Baca juga: Pemda Nagasaki tetap tidak undang Israel meski ditekan negara G7
Baca juga: Jepang beri penghargaan pengusaha muda RI karena jembatani dua negara