Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa menggelar forum bisnis di Jakarta, Senin, untuk mengeksplorasi peluang kemitraan yang lebih erat di sektor agripangan dengan Indonesia dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Komisioner Pertanian Uni Eropa, Janusz Wojciechowski, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya dan kekayaan kuliner, yang berperan penting terhadap keseimbangan ekonomi dan geopolitik.

“Sangatlah penting bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk terus berkomitmen dalam mewujudkan sistem pangan global yang berkelanjutan, sembari memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dunia," kata Wojciechowski dalam sambutannya pada forum bisnis bertajuk “European Agri-Food Business Mission to Indonesia” itu.

Ia memuji kontribusi pertanian Indonesia karena meskipun memiliki luas lahan pertanian yang terbatas, Indonesia mampu menyumbang sekitar 5 persen dari total produksi pangan dunia, terutama untuk komoditas seperti sereal, buah-buahan, sayuran, dan minyak goreng.

Ia juga mengaku terkesan karena sebagian besar produksi pangan Indonesia berasal dari petani kecil yang menggarap lahan kurang dari dua hektare. Meskipun mengelola hanya 12 persen lahan pertanian dunia, petani kecil di Indonesia mampu berkontribusi sebesar 36 persen terhadap produksi pangan global.

“Kita harus melanjutkan kerja sama kita untuk memastikan keamanan pangan di seluruh dunia,” ucap dia.

Saat ini, Uni Eropa dan Indonesia sedang dalam proses negosiasi perjanjian perdagangan bebas. Perjanjian ini diharapkan dapat mempermudah akses pasar bagi produk-produk pertanian kedua negara.

Wojciechowski mengatakan bahwa produk-produk EU saat ini masih menghadapi tantangan untuk masuk ke pasar Indonesia, di antaranya persyaratan sanitasi dan fitosanitasi (SPS), sertifikasi halal, dan pengakuan asal daerah produk.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa Uni Eropa berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi bisnis agripangan Eropa dan Indonesia, mengingat kedua kawasan tersebut merupakan eksportir produk agripangan terbesar di dunia.

“Kami juga akan berupaya untuk memperkuat daya saing kami di kawasan ini. Saya tidak ragu bahwa Indonesia menawarkan potensi yang sangat besar dalam hal pertumbuhan dengan perkembangan konsumen kelas atas dan menengah serta meningkatnya permintaan terhadap makanan dan minuman berkualitas yang dapat disediakan oleh Eropa,” ujar dia.

Berdasarkan data dari Komisi Pertanian Uni Eropa, Uni Eropa menjadi mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan barang mencapai 29,7 miliar euro atau setara Rp504 triliun pada 2023.

Forum bisnis itu dihadiri oleh sejumlah delegasi bisnis dari berbagai negara anggota Uni Eropa dengan latar belakang industri yang beragam, mulai dari makanan dan minuman, produk berbasis susu, hingga pakan kering.

Dari Indonesia, turut hadir asosiasi dan lembaga, seperti LPPOM MUI dan BPOM, untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi terkait bagi para eksportir Uni Eropa yang ingin memasuki pasar Indonesia.

Baca juga: RI ajak investor Uni Eropa garap potensi pertanian Indonesia
Baca juga: Indonesia desak revisi kebijakan EUDR

Baca juga: ASEAN-Uni Eropa serukan seluruh negara jaga stabilitas pupuk