Kepala Dinkes Kota Cirebon dr Siti Maria Listiawaty di Cirebon, Senin, mengatakan bahwa sebagian besar korban sudah mendapatkan pertolongan medis sehingga kondisi mereka berangsur membaik.
Ia menyebutkan para korban yang mengalami gejala keracunan itu terdiri atas kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), warga di Kelurahan Cangkol, mahasiswa, serta pegawai puskesmas.
“Para korban sudah diberikan penanganan dan kondisinya mulai membaik. Saat ini tinggal sembilan orang yang masih dirawat di rumah sakit,” katanya.
Berdasarkan hasil diagnosis, kata Maria, mayoritas korban mengalami diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang atau menderita infeksi pada saluran pencernaan.
Ia menyebutkan dugaan sementara penyebab gejala keracunan ini karena adanya mikro organisme.
“Para korban mengalami beberapa gejala, kebanyakan adalah infeksi saluran pencernaan,” ujarnya.
Selain menangani korban, Dinkes Kota Cirebon sudah mengambil sampel makanan ringan yang disajikan dan dikonsumsi para korban saat menghadiri acara penyuluhan pada Jumat (25/10).
“Sampel makanannya kebetulan masih ada terdiri atas lemper, roti goreng, bolu kukus, dan dodol wijen. Kami lakukan pengujian dulu, setelah hasilnya keluar dua pekan sampai satu bulan ke depan,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Polsek Lemahwungkuk Polres Cirebon Kota Iptu Usep mengemukakan pihaknya sudah menerima laporan terkait adanya puluhan warga di wilayahnya yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan ringan.
Dia menambahkan bahwa para korban mulai menunjukkan gejala keracunan pada Sabtu (26/10) pagi dan beberapa dari mereka langsung dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
Baca juga: Dinkes selidiki kasus keracunan jajanan sekolah SD Bandarlampung
Baca juga: Dinkes Cianjur catat total korban keracunan nasi kotak 92 orang