Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Dzulfikar Ahmad mengatakan program makan bergizi gratis yang digaungkan pemerintah menjadi salah satu sarana dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul demi menyongsong bonus demografi.

"Ketika kita ingin membangun bangsa yang hebat, maju, dan luar biasa, maka tidak bisa dipungkiri pemenuhan gizi bagi generasi muda harus terpenuhi," ujar Dzulfikar dalam diskusi virtual FMB9 yang diikuti dari Jakarta, Senin.

Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi pada 2045 dengan Generasi Z (Gen Z) bakal memainkan peran vital sebagai mayoritas angkatan kerja produktif yang diharapkan mampu menggerakkan perubahan serta kemajuan bangsa.

Penyiapan SDM mencakup berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan pemberdayaan ekonomi. Pemenuhan gizi bagi anak-anak menjadi penting agar lepas dari kasus stunting.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto ingin agar program makan bergizi gratis ini dapat berjalan sesuai rencana. Sehingga, jalannya program tidak terkait dengan satu atau dua kelembagaan saja, tapi melibatkan seluruh jajaran di Kabinet Merah Putih.

"Sekarang momentum yang tepat dengan pemerintahan yang berkesinambungan dan keinginan dari Presiden untuk melibatkan anak-anak muda Indonesia. Bagaimana makan program bergizi itu agar seluruh kementerian dan lembaga aktif menyosialisasikan," kata dia.

Ia mengatakan, makanan yang bergizi bukan sekadar memenuhi rasa lapar, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan fisik dan mental generasi muda.

Makan yang bergizi menjadi salah satu langkah nyata pemerintah untuk memastikan generasi penerus bangsa, terutama anak-anak dan remaja, dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan berkualitas.

Dengan semakin meningkatnya tantangan global, kata dia, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa anak muda mendapatkan asupan nutrisi yang tepat agar dapat bersaing dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

"Pemerintah sudah berada di jalur yang benar dengan berbagai program yang mendorong keterlibatan pemuda, termasuk pemenuhan gizi yang baik dan pendidikan yang merata," katanya.

Dzulfikar melanjutkan Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi digital native, sering menghadapi masalah kesehatan mental. Survei menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.

Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan yang bersih dan pemenuhan gizi seimbang turut berperan penting dalam membangun mental yang tangguh.

Nutrisi yang tepat dapat mempengaruhi suasana hati, energi, dan kemampuan fokus, yang semuanya penting untuk prestasi akademik dan perkembangan pribadi.

"Gizi yang baik tidak hanya berkontribusi pada kesehatan fisik, tetapi juga mendukung kesehatan mental dan perkembangan sosial mereka," ujarnya.

Menurutnya, dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang memiliki kompetensi, kreativitas, dan inovasi tinggi. Upaya ini dapat terpenuhi oleh generasi yang memiliki akses kepada gizi baik dan pendidikan yang merata.